Catatanfakta.com - Kutikula, lapisan kulit di pangkal kuku, seringkali menjadi target perawatan manikur dan pedikur.
Namun, tahukah Anda bahwa memotong kutikula dapat membawa risiko infeksi bakteri dan jamur? Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan dengan baik sebelum melakukan tindakan ini.
Kutikula memiliki peran penting dalam melindungi pertumbuhan kuku baru dari infeksi bakteri.
Baca Juga: Mengejutkan! Pinkan Mambo Resmi Menikah dengan Tiktoker Arya Khan, Mahar Rp100 Ribu Tunai!
Area di sekitar kutikula sangat sensitif dan rentan terhadap kerusakan, kekeringan, dan infeksi.
Oleh karena itu, disarankan untuk tidak memotong kutikula agar kesehatannya tetap terjaga.
Meskipun memotong kutikula dapat membuat kuku terlihat lebih estetis, risiko terinfeksi bakteri menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Menggelegar di TikTok! Pinkan Mambo Umumkan Pernikahan dengan Tiktoker Arya Khan
Salah satu infeksi yang dapat timbul akibat pemotongan kutikula adalah paronikia, yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau infeksi jamur.
Gejala paronikia meliputi pembengkakan, kemerahan, lepuhan berisi nanah di sekitar kuku, perubahan bentuk dan warna kuku, serta kuku yang mudah lepas.
Tidak hanya itu, memotong kutikula juga dapat menyebabkan kuku bergelombang, merusak penampilan kuku Anda secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan kutikula dengan tindakan pencegahan sederhana.
Beberapa cara merawat kutikula melibatkan penggunaan penghilang cat kuku tanpa aseton, pemotongan kuku secara rutin, penggunaan kikir kuku, penerapan pengeras kuku, dan menjaga kelembapan kutikula dengan pelembap seperti salep, krim, atau petroleum jelly.
Artikel Terkait
Kesehatan Kulit: Skincare atau Makanan Sehat, Mana yang Lebih Penting?
Jarang Diketahui, Ini Dia 5 Manfaat Beeswax untuk Kesehatan Kulit dan Rambut