Catatanfakta.com - Emiliano Martinez, kiper andalan Aston Villa yang baru-baru ini meraih penghargaan Yashin Trophy sebagai kiper terbaik tahun ini, harus menghadapi malam Minggu yang pahit.
Meski meraih prestasi gemilang sepanjang tahun, Martinez tergelincir dalam pertandingan melawan Nottingham Forest yang berakhir dengan kekalahan 0-2.
Malam penghargaan Ballon d'Or 2023 telah menjadi momen puncak bagi Martinez, ketika dia dinobatkan sebagai kiper terbaik sepanjang tahun, mengalahkan pesaing kuat seperti Ederson (Manchester City) dan Marc-Andre Ter Stegen (Barcelona).
Baca Juga: Man City Memimpin Klasemen Liga Inggris dengan Ketegangan Menanti Hasil Derby London
Penampilan briliannya di level klub membantu Villa untuk bangkit dan lolos ke Europa Conference League, setelah mengalami kesulitan pada awal musim lalu.
Tidak hanya di klub, Martinez juga menjadi pahlawan bagi Timnas Argentina saat mereka meraih Piala Dunia 2022, serta memenangkan Sarung Tangan Emas dalam kompetisi tersebut.
Namun, prestasinya yang gemilang ini tidak cukup untuk menjaga Villa tetap di jalur kemenangan melawan Nottingham Forest.
Martinez harus menyerah saat gol-gol Ola Aina dan Orel Mangala memecah kebuntuan Villa di babak pertama. Gol kedua Forest yang dicetak oleh Mangala membawa sorotan kepada Martinez, yang gagal menghalau tendangan dari jarak jauh tersebut.
Meskipun Martinez sudah tampil dalam 10 pertandingan di Premier League musim ini dengan 15 kali kebobolan dan dua kali clean sheet, malam Minggu yang pahit di City Ground menjadi momen yang membuatnya mendapat sorotan negatif.
Namun, manajer Villa, Unai Emery, menunjukkan dukungannya kepada Martinez dan pemainnya.
"Kita cuma manusia yang bisa membuat kesalahan kapan saja. Saya tidak pernah menghukum pemain karena kesalahan mereka, karena saya ingin para pemain punya kepercayaan diri, berlatih, mencoba untuk tampil bagus," kata Unai Emery di BBC Sport.
Prestasi Martinez dalam beberapa tahun terakhir telah menginspirasi banyak orang, dan meskipun ia mengalami malam Minggu yang sulit, dia tetap merupakan salah satu kiper terbaik di dunia.
Artikel Terkait
Multikulturalisme di Era Globalisasi: Manfaat, Tantangan, dan Solusi
Tragedi Tragis Sang Pemuda Kabupaten Bandung: Mendaki Tower 40 Meter hingga Lompat Akibat Depresi
Air Kelapa untuk Sakit Maag: Amankah?