Catatanfakta.com - Etnosentrisme merupakan sikap atau pandangan yang menempatkan kelompok etnis atau budaya sendiri sebagai pusat dalam menilai dan memahami kelompok lain.
Individu yang etnosentris cenderung meyakini bahwa nilai-nilai, kepercayaan, dan adat istiadat yang ada pada kelompoknya merupakan yang terbaik dan paling benar, sehingga hal ini bisa membentuk pandangan bahwa kelompok lain memiliki kebudayaan yang 'kurang'.
Etnosentrisme seringkali menimbulkan sikap superioritas terhadap kelompok lain, yang berpotensi mengecilkan atau meremehkan kearifan lokal kelompok yang lainnya.
Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi - Sumber Permasalahan Bangsa Indonesia
Prejudis adalah prasangka atau opini yang bersifat negatif yang dibentuk terhadap seseorang atau sekelompok orang tanpa mempertimbangkan kenyataan atau bukti yang sesungguhnya.
Prejudis bisa berasal dari citra negatif yang dituangkan oleh media, stereotip yang ada dalam masyarakat, atau pengalaman pribadi yang kurang menyenangkan.
Prejudis yang kuat bisa mempengaruhi sikap, emosi, dan perbuatan seseorang terhadap kelompok yang menjadi target prasangka tersebut.
Baca Juga: KAESANG TANGGAPI PERTEMUAN TIGA CAPRES SAAT MAKAN SIANG BERSAMA AYAHNYA
Diskriminasi merupakan tindakan yang merugikan seseorang atau kelompok berdasarkan karakteristik atau identitas tertentu, seperti ras, etnis, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau status sosial.
Diskriminasi bisa dilakukan secara langsung atau tidak langsung, dan dapat mencakup pengucilan, pengekangan hak dan kebebasan, pembebanan kewajiban yang tidak adil, atau penolakan akses terhadap fasilitas umum, pendidikan, dan tenaga kerja.
Baca Juga: Ketiga Capres Menanggapi Pesan Presiden Jokowi Saat Makan Bersama
Perilaku diskriminatif seringkali berakar dari etnosentrisme dan prejudis yang kuat.
Artikel Terkait
Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Contoh dan Manfaatnya
5 Tips Mendaki Gunung untuk Pemula agar Sukses dan Selamat
Menggali Makna Multikulturalisme di Era Globalisasi