Catatanfakta.com - Etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia karena ketiganya dapat menimbulkan ketegangan, konflik, dan perpecahan antar kelompok masyarakat.
Berikut penjelasan dan contoh kasus untuk masing-masing isu:
Etnosentrisme: Etnosentrisme adalah pandangan bahwa kelompok etnis atau budaya seseorang lebih unggul dibandingkan dengan kelompok lain.
Hal ini dapat menyebabkan sikap negatif, ketidaktoleranan, dan perasaan superioritas terhadap kelompok lain yang berbeda.
Baca Juga: Bagaimana cara mengatasi etnosentrisme di masyarakat?
Contoh Kasus: Konflik Sampit (2001) Peristiwa ini merupakan bentuk etnosentrisme antara kelompok etnis Dayak dan Madura yang terjadi di Kalimantan Tengah.
Konflik ini terjadi karena adanya rasa persaingan dan superioritas antar etnis, yang akhirnya berujung pada kekerasan yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang dan banyak pengungsi.
Prejudis: Prejudis adalah sikap negatif yang telah terbentuk terlebih dahulu terhadap sesuatu atau seseorang, biasanya berdasarkan stereotip atau sentimen negatif.
Baca Juga: Contoh kasus etnosentrisme di indonesia
Prejudis sering kali berbasis pada latar belakang etnis, agama, atau budaya seseorang dan bisa menyebabkan hubungan buruk antar kelompok masyarakat.
Contoh Kasus: Insiden penolakan pembangunan tempat ibadah di Bekasi (2010) Sebuah kelompok warga di Bekasi menolak pembangunan gereja di lingkungan mereka.
Penolakan tersebut didasari prejudis terhadap kelompok agama yang berbeda, menyebabkan ketegangan antar kelompok agama di wilayah tersebut.
Diskriminasi: Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan karakteristik tertentu, seperti etnis, budaya, agama, atau jenis kelamin.
Artikel Terkait
Ternyata Inilah yang membuat Jorge Martin bisa memenangkan balapan
Jorge Martin Melesat di Motogp Thailand
Keseruan dan Pemberdayaan di The Girl Fest Roadshow Bandung 2023