Catatanfakta.com - Koentjaraningrat adalah seorang antropolog ternama dari Indonesia yang sering dianggap sebagai figur terkemuka dalam kajian budaya Indonesia.
Dalam karyanya yang berjudul "Manusia dan Kebudayaan di Indonesia", Koentjaraningrat membahas tentang bagaimana manusia dapat dipahami menjadi makhluk budaya.
Menurutnya, manusia memang merupakan makhluk budaya karena dibina dan tumbuh dalam suatu lingkungan kebudayaan.
Baca Juga: prinsip-prinsip untuk menegakkan masyarakat yang beradab dan sejahtera
Pemikiran Koentjaraningrat mengenai manusia sebagai makhluk budaya berfokus pada dua aspek utama:
Aspek Pembentukan Budaya: Manusia merupakan makhluk social yang saling tergantung satu sama lain.
Manusia selalu hidup dalam kelompok agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar hidup, seperti makan, berlindung, dan berkembang biak.
Baca Juga: Udang - Undang Dasar 1945
Untuk itu, mereka menciptakan suatu sistem yang teratur, yang dinamakan kebudayaan. Kebudayaan ini menjadi pedoman atas perilaku dan tindakan mereka di dalam kelompok masyarakat.
Peranan Budaya dalam Kehidupan Manusia: Menurut Koentjaraningrat, manusia membutuhkan kebudayaan untuk menjaga kelangsungan hidup mereka.
Hal ini karena melalui kebudayaan, manusia dapat menjalin kerjasama dan koordinasi yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencapai tujuan kelompok.
Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi Dapat Menjadi Sumber Permasalahan Bagi Bangsa Indonesia.
Kebudayaan juga menyumbang pada perkembangan seperangkat nilai, norma, adat istiadat, dan aturan yang menuntun perilaku dan hubungan antarmanusia dalam masyarakat.
Sebagai makhluk budaya, manusia menciptakan beragam kebudayaan unik yang merefleksikan serta mempengaruhi pola adaptasi mereka terhadap lingkungan.
Artikel Terkait
Apa Yang di Maksud Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi
Pengertian Pendidikan Pancasila
Penjelasan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa