Selama kita terus mengalami situasi seperti ini, perkembangan yang kita inginkan akan sulit diraih."
Dalam upayanya untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa, Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa sejumlah investor besar telah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam pembangunan Rempang.
Salah satunya adalah perusahaan Tiongkok, Xinyi Group, yang telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar US$ 11,6 miliar atau setara dengan Rp 182,12 triliun (kurs Rp 15.700).
Bahlil menyatakan, "Saya ingin memastikan bahwa Xinyi Group akan terus berinvestasi di sini.
Kami telah melakukan perubahan yang signifikan di Rempang, memberikan warga hak-hak yang adil, dan memperkuat keamanan.
Baca Juga: Makna Mendalam di Balik Pasal 28E Ayat 1 UUD 1945: Indonesia, Rumah Hak Asasi dan Kebebasan
Meskipun mungkin ada kesalahpahaman di awal, kami berupaya memperbaiki semuanya."
Menurut data yang dimilikinya, hampir 60 keluarga yang terdampak oleh pembangunan telah berhasil dipindahkan,
dan hampir 500 keluarga lainnya telah mendaftar secara sukarela untuk dipindahkan. Ini mencakup lebih dari 50% dari total 900 keluarga yang tinggal di sana.
Bahlil berharap bahwa dengan kerjasama, Rempang Eco-City dapat menjadi wilayah yang memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia dan memberikan manfaat bagi seluruh penduduknya.
Artikel Terkait
Rudy Gunawan, Si Belut Kerah Putih, Ditangkap Setelah Tiga Tahun Buron
Melihat Dunia dalam 3 Dimensi: Perspektif Sosiologi yang Memikat
GIBRAN UPDATE STATUS DI MEDSOS DENGAN INISIAL HURUF " E " APA YAA KIRA-KIRA ?