Catatanfakta.com - Plt Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Mahfud MD, membantah tudingan bahwa Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) tidak berguna karena terkait dengan kasus Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengenai base transceiver station (BTS). Menurutnya, kedua infrastruktur ini adalah entitas yang berbeda.
Mahfud menjelaskan bahwa pendapat yang mengatakan SATRIA-1 tidak berguna karena jaringan di Bumi tidak tersedia terkait dengan kasus BTS 4G yang sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung, dan ia membantah hal tersebut.
Hal ini berkaitan dengan operasional Satelit SATRIA yang membutuhkan dukungan jaringan di daratan atau Stasiun Bumi.
Baca Juga: SATELIT REPUBLIK INDONESIA MELUNCUR JOKOWI BILANG BEGINI
Proyek Strategis Nasional (PSN) ini direncanakan memiliki ground segment di 11 lokasi, seperti Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura. Sementara itu, dalam proyek jaringan BTS di BAKTI Kominfo, banyak yang terdeteksi tidak berfungsi.
Sebelumnya Mahfud MD menjelaskan bahwa pengelola proyek mengklaim telah mendirikan 1.100 dari target 4.200 menara BTS hingga Maret 2022.
Namun, setelah dilakukan pengecekan langsung, hanya ditemukan 958 menara BTS yang berfungsi. Penegak hukum kemudian memeriksa delapan menara sebagai sampel, namun tidak satu pun dari sampel tersebut yang berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Harapan Bagi Masa Depan Satelit Satria.
Mahfud menjelaskan bahwa SATRIA-1 tidak memiliki hubungan dengan BTS 4G BAKTI karena kedua proyek tersebut berdiri sendiri. Satelit ini difokuskan untuk menyediakan layanan internet di kantor-kantor pemerintah.
Mahfud menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara kasus BTS 4G dengan SATRIA-1 karena SATRIA-1 merupakan proyek yang berdiri sendiri untuk memberikan layanan publik di daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal.
Satelit SATRIA-1 diluncurkan dengan sukses ke antariksa pada hari Minggu (18/6) waktu Amerika Serikat atau Senin (19/6) waktu Indonesia.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa satelit ini akan bergerak ke orbit di atas langit Papua dan akan membantu dalam pemerataan infrastruktur digital untuk layanan publik.