Catatanfakta.com - Kehadiran internet telah mengubah dunia dengan cara yang tak terhitung. Akses terhadap informasi lebih mudah dari sebelumnya, tetapi pertanyaan mendasar muncul di tengah kemudahan ini:
apakah kita memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang valid? Kemudian, langkah selanjutnya adalah bagaimana memastikan bahwa hak ini dipenuhi dengan baik di era di mana informasi dan hoaks saling berbaur.
**Hak atas Informasi Valid: Pilar Demokrasi Digital**
Hak atas informasi diakui sebagai salah satu pilar demokrasi modern. Akses terbuka terhadap informasi yang benar dan dapat dipercaya memungkinkan warga negara membuat keputusan yang informasional dan rasional,
baik dalam pemilihan umum maupun dalam berpartisipasi dalam isu-isu masyarakat. Namun, dalam lautan informasi digital yang begitu dalam, bagaimana kita memastikan bahwa informasi yang kita terima memang benar dan dapat diandalkan?
Baca Juga: Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme dalam Bidang Pendidikan di Indonesia
**Kompleksitas Tantangan**
Tantangan terbesar dalam memastikan informasi valid adalah melawan gelombang informasi palsu atau hoaks yang dapat dengan cepat menyebar melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Desinformasi dapat memiliki dampak besar, dari mempengaruhi opini publik hingga menciptakan ketidakpastian di masyarakat.
Baca Juga: Profesi Guru: Pengabdian Tanpa Batas
Dalam menghadapi tantangan ini, tanggung jawab utama tentu saja ada pada individu-individu yang menciptakan dan menyebarkan informasi palsu.
Namun, apakah itu satu-satunya pihak yang bertanggung jawab?