catatanfakta.com - Nama Ferry Irwandi menjadi sorotan setelah aksi galang donasinya untuk korban banjir di Sumatera menembus Rp 10,3 miliar dalam 24 jam. Penggalangan dana yang dimulai sejak Senin hingga Selasa itu langsung viral karena tembusan nominalnya yang tak biasa. “Saya hanya sampaikan kondisi sebenarnya dan publik merespons dengan luar biasa cepat,” ujar Ferry.
Ferry Irwandi dikenal sebagai kreator konten dan aktivis yang kerap membahas isu politik, filsafat, pendidikan, dan fenomena sosial. Gaya penyampaiannya yang lugas membuatnya menjadi figur berpengaruh di ruang digital. Ferry mengatakan dorongan utamanya menggalang donasi adalah karena ia “tak ingin masyarakat di Sumatera berjuang sendiri di tengah bencana.”
Lahir di Jambi pada 16 Desember 1991, Ferry tumbuh di keluarga Minangkabau perantau. Ayahnya seorang dosen, sementara ibunya bekerja sebagai karyawan. Ia menikah dengan Muthia Nadhira sejak 2015 dan dikaruniai dua anak. Sang istri mengaku bangga dengan langkah Ferry. “Yang dia lakukan selalu dari hati. Saya lihat langsung bagaimana ia berusaha keras membantu,” kata Muthia.
Baca Juga: Donasi Warga Pati Tembus Rp 179 Juta, Siap Gelar Aksi Demo di KPK Desak Bupati Sudewo Jadi Tersangka
Sebelum dikenal luas sebagai kreator, Ferry menyelesaikan pendidikan di STAN dan sempat bekerja sebagai PNS di Kementerian Keuangan selama satu dekade. Ia memilih mundur pada 2022 demi fokus berkarya di dunia digital. “Saya ingin ruang yang lebih bebas untuk berbagi pemikiran dan edukasi,” ungkapnya.
Pengaruh Ferry makin melejit sejak kontennya mengenai filsafat Stoikisme ramai diminati. Ia sering menjelaskan pentingnya kontrol diri dan ketenangan dalam menghadapi masalah. Sikap kritisnya juga tampak saat ia secara tegas melaporkan influencer promosi judi online hingga isu manipulasi publik digital. “Ruang digital harus bersih dari penipuan,” tegas Ferry.
Selain mengkritisi situasi sosial, ia terlibat aktif dalam Malaka Project, sebuah gerakan penguatan literasi publik untuk generasi muda. Bersama rekan aktivis, ia merancang Institut Malaka sebagai pusat belajar alternatif yang terbuka dan murah. “Kami ingin tempat belajar yang membumi dan inklusif, bukan hanya teori,” ujar seorang penggagas lain yang mendampingi Ferry.
Baca Juga: Belas Kasih Digital: Aplikasi Donasi Inovatif dari Bogor yang Menggugah Nurani Publik
Aksi donasi Rp 10,3 miliar yang dikumpulkan Ferry dalam sehari kini dianggap sebagai bukti kuat bahwa kepercayaan publik kepada figur digital masih sangat besar. Ferry menegaskan seluruh dana akan disalurkan transparan. “Ini amanah. Saya pastikan semuanya sampai kepada korban banjir,” katanya.