informasi

Blak-blakan! Krakatau Steel Disebut Tak Pernah Efisien, Aset Strategis Dijual Satu per Satu

Sabtu, 1 November 2025 | 00:00 WIB
Logo perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). (Foto: Ist)

catatanfakta.com - Kondisi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kembali jadi sorotan. Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, secara blak-blakan menyebut perusahaan baja pelat merah itu selama ini “enggak pernah untung, enggak pernah bagus, enggak pernah efisien.”

Dalam media briefing di Jakarta, Jumat (31/10/2025), Rohan menegaskan bahwa Danantara kini tengah membenahi berbagai masalah besar yang menumpuk di tubuh Krakatau Steel. “Krakatau Steel akan segera finalisasi. Bongkar habis. Enggak pernah untung, enggak pernah efisien,” tegasnya.

Menurut Rohan, masalah yang membelit perusahaan tak hanya soal keuangan, tetapi juga investasi yang salah arah. Salah satu contohnya adalah proyek blast furnace yang disebut belum optimal sejak dibangun. Padahal, kata dia, Krakatau Steel memiliki fasilitas industri yang luar biasa lengkap di Cilegon, Banten.

Baca Juga: Rosan Roeslani Bantah Kabar Ray Dalio Mundur dari Danantara 'Baru Minggu Lalu Ketemu Timnya'

“Dia punya semua. Dari air, listrik, pembangkit sendiri, sampai pelabuhan. Tapi karena tekanan finansial, satu per satu dijual. Pengolahan air, pembangkit listrik, bahkan hampir hilang pelabuhannya,” ujar Rohan.

Ia menilai, hilangnya berbagai aset strategis membuat Krakatau Steel kehilangan banyak keunggulan. “Pelabuhannya itu modal utama. Paling dalam di Indonesia, kapal besar bisa sandar. Sekarang hampir hilang,” katanya prihatin.

Danantara, lanjut Rohan, akan melakukan “rekayasa positif” untuk menyehatkan kembali Krakatau Steel, mulai dari perbaikan tata kelola hingga keuangan. “Rekayasa positif itu yang sedang kita jalankan. Keuangannya harus dibenahi total,” ujarnya menegaskan.

Baca Juga: Dibongkar Pandu Sjahrir, Begini Cita-cita Prabowo Mengenai Masa Depan Indonesia Lewat Danantara

Krakatau Steel memang lama menjadi “beban berat” BUMN. Dalam laporan keuangan 2018 saja, perusahaan mencatat rugi 77,16 juta dollar AS (sekitar Rp 234 miliar). Kerugian itu bukan hal baru, karena tahun-tahun sebelumnya juga terus merah — mulai dari 2015 hingga 2017, nilainya bahkan mencapai triliunan rupiah.

Masalah juga kian pelik setelah salah satu direkturnya, Wisnu Kuncoro, terjerat kasus suap yang diusut KPK. Pada 2020, Menteri BUMN Erick Thohir bahkan sempat menyinggung soal utang Krakatau Steel yang mencapai Rp 31 triliun. “Kalau dihitung dengan anak dan cucu usahanya, bisa lebih besar lagi,” ujar Erick kala itu.

Erick juga mengkritik kompleksitas struktur perusahaan yang punya 11 anak usaha dan 60 cucu usaha. “Struktur seperti ini membuat perusahaan tidak efisien,” katanya tegas.

Baca Juga: Nepotisme atau Prestasi? Pandu Patria Sjahrir Ditunjuk Prabowo sebagai CIO Danantara

Kini, publik menanti langkah nyata Danantara dan pemerintah dalam membenahi raksasa baja nasional yang sudah terlalu lama berdarah-darah. Jika benar “rekayasa positif” berhasil, Krakatau Steel mungkin bisa kembali berdiri tegak sebagai kebanggaan industri baja Indonesia.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB