Catatanfakta.com -, Nama Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, mendadak menjadi salah satu topik terpanas di ruang publik. Kebijakan menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250% memicu gelombang protes yang meluas, hingga menuai atensi nasional.
Data Google Trends menunjukkan lonjakan pencarian kata kunci “Bupati Pati” mencapai skor tertinggi 100 pada 6 dan 7 Agustus 2025.
Pencarian publik terutama terkait “Riyoso Pati” dan “Bupati Pati menaikkan PBB”, merujuk pada peran Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Pati, Riyoso, yang terlibat langsung dalam gesekan dengan warga.
Baca Juga: Sindiran Gubernur Jateng untuk Bupati Pati: Jangan Arogan, Dengarkan Aspirasi Warga!
Di media sosial, pemantauan Talkwalker menemukan lebih dari 15 ribu unggahan dan 333 ribu interaksi pada 2–8 Agustus 2025.
Puncak atensi terjadi ketika video adu mulut antara massa dan Riyoso viral, disusul konten aksi penyitaan donasi logistik warga oleh Satpol PP.
Gelombang protes semakin memanas setelah Sudewo mengeluarkan pernyataan yang dinilai menantang warga untuk berdemo.
Baca Juga: Rapat Tertutup Bupati Pati Soal Demo 13 Agustus: Damai atau Tetap Panas?
“Kalau Kabupaten Pati tidak kondusif akan mengganggu iklim investasi,” ucapnya pada 8 Agustus 2025, dalam rapat tertutup bersama Kapolresta, Dandim, Gerpab, Aspirasi, dan PMII Pati.
Meski kemudian disepakati aksi 13 Agustus diubah menjadi aksi damai, kelompok Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menegaskan akan tetap menggelar demonstrasi besar-besaran. Hingga Sabtu (9/8), logistik warga mencapai 10.500 dus air mineral yang menumpuk di depan pendopo dan DPRD Pati.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengingatkan Sudewo untuk menjadikan polemik ini sebagai pelajaran.
Baca Juga: Polemik PBB-P2 Pati: Dari Pembatalan Kebijakan hingga Potensi Politisasi
“Bupati jangan arogan. Kita harus lebih sopan dan santun mendengar aspirasi masyarakat,” tegasnya.
Polemik ini dipicu oleh tiga faktor utama: