“Saya enggak takut rugi. Ini bukan pengorbanan, ini investasi. Kalau cuma mikir untung rugi, enggak akan ada FMP sampai sekarang.”
Kini, di tahun ke-10 penyelenggaraan, Guntur mulai berpikir untuk melakukan regenerasi. Ia ingin estafet perjuangan ini diteruskan generasi muda.
“Saya hanya ingin anak-anak muda melanjutkan ini. Bukan untuk saya, tapi untuk Indonesia. Karena negara ini kaya raya, tapi sering dimanfaatkan. Kita enggak boleh jadi bangsa yang kalah terus,” pungkasnya.
Baca Juga: Pemkab Bogor Tertibkan Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI, Pedagang Liar Juga Diincar
Lebih dari Festival
Festival Merah Putih bukan sekadar perayaan seremonial. Ia adalah ruang perjumpaan warga, tempat menyulam nasionalisme melalui aksi nyata, gotong royong, dan semangat kebangsaan dari bawah. Bagi Guntur, cinta tanah air bukan slogan, tapi tindakan.
Dan dari tangan-tangan komunitas kecil di Bogor, semangat merah putih terus dikibarkan—dengan tulus, tanpa pamrih.