Catatanfakta.com -, JAKARTA – Mantan Menteri Agama Republik Indonesia, Suryadharma Ali, wafat pada Kamis, 31 Juli 2025 pukul 04.18 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta. Ia meninggal dunia setelah sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya.

Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Cipinang Cempedak 1 No. 30, Jatinegara, Jakarta Timur, sebelum dimakamkan di Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Kampung Mariuk, Desa Gandasari, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, usai salat Dzuhur.

Jejak Karier dan Pengabdian

Suryadharma Ali mengawali pendidikannya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) yang kini dikenal sebagai Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia aktif sebagai aktivis di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB PMII.

Baca Juga: Yura Yunita ACC Judul Skripsi Mahasiswi Umbara Saat Konser, Ribuan Penonton Pekansari Bersorak

Karier profesionalnya dimulai dari dunia usaha, salah satunya di perusahaan ritel PT Hero Supermarket pada 1999. Ia kemudian meniti jalan politik melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan berhasil menjadi anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah pada Pemilu 2004.

Pada periode berikutnya, ia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil DKI Jakarta I, namun mengundurkan diri karena diangkat menjadi Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I (2004–2009).

Pada 2007, Suryadharma dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum PPP dan memimpin partai hingga 2014.

Baca Juga: Viral! Warga Kibarkan Bendera One Piece Jelang 17 Agustus, Sindiran Halus ke Pemerintah?

Puncak karier politiknya adalah saat diangkat sebagai Menteri Agama RI ke-21, menjabat dari 22 Oktober 2009 hingga 28 Mei 2014, di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Warisan dan Keluarga

Semasa hidupnya, Suryadharma dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan umat Islam dan aktif dalam berbagai kegiatan keumatan. Ia meninggalkan istri, empat orang anak, serta sejumlah cucu yang setia mendampinginya.

Kehilangan tokoh senior ini menjadi duka bagi keluarga besar PPP, komunitas PMII, dan masyarakat Indonesia yang mengenangnya sebagai figur penting dalam perpolitikan nasional dan pembangunan sektor keagamaan.