Krisis Sampah Galuga: DPRD Kabupaten Bogor Tak Lagi Diam
Kejadian longsoran sampah yang mengguncang Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Galuga pada Sabtu lalu memantik perhatian serius dari Komisi III DPRD Kabupaten Bogor.
Di balik tumpukan sampah yang menggunung dan lumpur yang licin, tersimpan peringatan keras bagi sistem pengelolaan sampah di daerah ini.
M. Hasani, ST, Sekretaris Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, turun langsung ke lapangan dan menyoroti pentingnya perbaikan menyeluruh atas fasilitas dan infrastruktur di TPAS Galuga.
Hasani menilai kejadian longsoran ini bukan hanya soal cuaca, tapi soal lemahnya kesiapan dan sistem pengelolaan yang belum layak.
Baca Juga: Jetstar Asia Tutup Permanen 31 Juli 2025: Akhiri Layanan Udara Murah di Asia Tenggara
Infrastruktur Lemah, Bencana Tak Terhindarkan
Hasani menegaskan, salah satu akar masalah utama di TPAS Galuga adalah tidak tersedianya alat berat seperti excavator yang berfungsi meratakan dan memindahkan tumpukan sampah secara rutin.
Tanpa alat berat, sampah menggunung dan mudah longsor ketika hujan mengguyur.
“Excavator itu wajib ada. Tanpa itu, sampah menggunung, kena air jadi licin, dan akhirnya longsor seperti kemarin,” ujar Hasani dalam kunjungannya.
Jalan dan Parkir: Titik Rawan Baru
Selain alat berat, Hasani menyoroti masalah lain yang tak kalah mendesak: kemacetan dan akses jalan.
Antrean truk pengangkut sampah kerap mengular hingga ke jalan raya karena minimnya kantong parkir.
Jalan desa yang menjadi satu-satunya akses ke lokasi TPAS juga terlalu sempit untuk mobilitas armada besar.
Baca Juga: Worldcoin Siap Luncur di Inggris, Saat Indonesia dan Dunia Blokir Proyek Bola Mata Sam Altman
“Minimal lebarkan jalan desa itu sampai 3 meter. Itu bukan cuma akses TPA, tapi juga jalur masyarakat umum,” katanya.
Rekomendasi Komisi III: Bukan Sekadar Seruan
Komisi III tidak hanya menyampaikan kritik, tapi juga telah membuat beberapa rekomendasi strategis dalam pembahasan APBD 2025 untuk menata ulang Galuga secara serius: