informasi

Mayoritas Pekerja Indonesia Hanya Lulusan SD, BPS Ungkap Realita Dunia Kerja 2025

Rabu, 28 Mei 2025 | 17:37 WIB
Pejalan kaki menyebrang di zebra cross. (Photo/twitter @KemenPU)

Catatan fakta.com -, Jakarta — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta mengejutkan soal kualitas pendidikan tenaga kerja di Indonesia. Dalam laporan terbaru bertajuk Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2025, BPS mencatat bahwa mayoritas penduduk yang bekerja masih didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah.

Dari total 145,77 juta penduduk bekerja di Indonesia per Februari 2025, sebanyak 35,89 persen merupakan lulusan SD atau tidak tamat sekolah dasar. Angka ini mencerminkan tantangan besar dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di tengah tuntutan ekonomi modern yang semakin berbasis pada pengetahuan dan keterampilan teknis.

“Tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Sebagian besar penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah,” demikian kutipan dari laporan resmi BPS yang dirilis pada 5 Mei 2025.

Baca Juga: Rosan Roeslani Bantah Kabar Ray Dalio Mundur dari Danantara 'Baru Minggu Lalu Ketemu Timnya'

Lulusan Perguruan Tinggi Hanya 13 Persen

Masih dari laporan yang sama, BPS menyebut bahwa lulusan pendidikan tinggi — termasuk diploma, sarjana, magister, dan doktor — hanya mewakili 12,83 persen dari keseluruhan pekerja. Rinciannya, sebanyak 10,44 persen merupakan lulusan D4/S1/S2/S3, dan hanya 2,39 persen lulusan diploma I, II, atau III.

Sementara itu, penduduk bekerja lulusan SMA menyumbang 20,63 persen, lulusan SMP sebesar 17,81 persen, dan lulusan SMK mencapai 12,84 persen.

Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja Indonesia masih belum tersentuh pendidikan menengah dan tinggi yang memadai, padahal sektor industri dan jasa modern kini banyak membutuhkan kompetensi yang lebih kompleks dan terspesialisasi.

Baca Juga: Resmi Berganti Nama, Bank Jasa Jakarta Kini Menjadi Bank Saqu, Transformasi Digital Dimulai!

Ada Pergeseran Positif, Tapi Masih Lambat

Meski gambaran umum terlihat suram, BPS juga mencatat adanya pergeseran positif dari segi peningkatan pendidikan tenaga kerja dibanding Februari 2024. Jumlah pekerja lulusan SD dan SMP mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,65 persen dan 0,34 persen poin.

Sebaliknya, jumlah pekerja lulusan SMK meningkat 0,75 persen poin — peningkatan tertinggi dari seluruh jenjang pendidikan — diikuti oleh peningkatan jumlah pekerja lulusan SMA dan perguruan tinggi.

“Penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan serta Diploma dan Sarjana mengalami peningkatan,” tulis BPS.

Baca Juga: Putusan MK Soal Sekolah Gratis Disambut Antusias 'Ini Bukan Hanya Kabar Baik, Tapi Wujud Keadilan Sosial'

Tantangan Besar di Tengah Bonus Demografi

Indonesia saat ini tengah berada dalam masa bonus demografi, di mana penduduk usia produktif mendominasi struktur populasi. Namun, tanpa peningkatan signifikan dalam akses dan kualitas pendidikan, peluang emas ini bisa berubah menjadi beban.

Pada Februari 2025, jumlah penduduk usia kerja tercatat 216,79 juta orang, dengan angkatan kerja mencapai 153,05 juta orang. Dari jumlah itu, 145,77 juta bekerja, dan 7,28 juta orang masih menganggur.

Kondisi ini menandakan perlunya perhatian lebih dari pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor swasta untuk meningkatkan akses pendidikan, pelatihan vokasi, dan keterampilan teknis guna membekali tenaga kerja menghadapi persaingan global.

Baca Juga: Bongkar Pasang Jabatan Panglima TNI Mutasi 117 Pati, Danpaspampres dan Pangdam Jaya Diganti

Tanpa intervensi strategis, ketimpangan antara kebutuhan industri dan kualifikasi tenaga kerja bisa semakin melebar — menghambat pertumbuhan ekonomi dan memperburuk ketimpangan sosial.

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB