Catatanfakta.com -, Malam penuh kritik dan perdebatan terjadi dalam program Catatan Demokrasi yang membahas gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dikenal sat-set dan penuh gebrakan, Dedi kembali menjadi sorotan publik dan media atas sejumlah kebijakan nyentrik yang viral di media sosial.
Salah satunya, tindakan tegas terhadap Bupati Indramayu, Luki Hakim, terkait perjalanan ke luar negeri yang dinilai tidak sesuai prosedur.
Dalam diskusi hangat yang dipandu Andromeda Mercury, narasumber yang hadir antara lain politisi Gerindra Hendarsam Marantoko, akademisi dan politisi PSI Ade Armando, pakar komunikasi politik Evi Roesfian, serta pegiat media sosial Eko Kuntadhi.
Tidak ketinggalan, hadir pula warga Jawa Barat, Kang Tony RM, serta Bupati Indramayu, Luki Hakim, yang tengah menjadi sorotan.
Kang Tony menilai gaya Dedi Mulyadi memang menarik dan dekat dengan rakyat, namun perlu dikritisi secara hukum dan prosedural.
Baca Juga: Persib Tumbang di Ternate! Malut United Gagalkan Pesta Juara Maung Bandung
Ia mengingatkan bahwa tindakan kepala daerah tetap harus mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
“Kalau tindakan tegas dilakukan tanpa prosedur, maka ini rawan disebut pencitraan,” ujar Kang Tony.
Menanggapi hal itu, Hendarsam Marantoko menilai argumentasi tersebut lemah. Menurutnya, Dedi Mulyadi adalah sosok “gubernur siap pakai” karena pengalaman dua periode sebagai Bupati Purwakarta.
“Dia tahu apa yang harus dilakukan dan punya kapasitas manajerial yang kuat untuk menghimpun para kepala daerah. Itu bukan pencitraan, itu kepemimpinan,” tegas Hendarsam.
Baca Juga: Harukan Jamaah, Rudy Susmanto Sarapan dan Titip Doa Sebelum Kloter 2 Haji Bogor Diberangkatkan