catatanfakta.com - Program Sekolah Rakyat segera hadir untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia.
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan pendidikan berkualitas bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem.
Dalam rapat koordinasi dan sosialisasi yang digelar di Gedung Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor, Pj Sekretaris Daerah Kota Bogor, Hanafi, turut serta dalam diskusi strategis ini.
Baca Juga: Sekolah Rakyat Resmi Diluncurkan! Pendidikan Gratis untuk Warga Miskin
Mensos memaparkan tiga poin utama: program eksisting Kemensos, data tunggal sosial ekonomi, dan pembentukan Sekolah Rakyat.
Sekolah Rakyat akan menjadi solusi pendidikan dengan konsep berasrama dan seluruh biaya ditanggung pemerintah.
Targetnya, setiap sekolah mampu menampung sekitar 1.000 siswa dengan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Tahun 2025 ditetapkan sebagai tahun pelaksanaan, dengan proses pembangunan yang sudah mulai dikonsolidasikan bersama kepala daerah.
Baca Juga: RSUD Kota Bogor Resmi Jadi Rumah Sakit Pendidikan, 75 Dokter Muda Siap Mengabdi!
Kepala daerah yang memiliki aset berupa tanah atau bangunan diminta segera mengusulkan lokasi potensial ke Kemensos. Setelah ditinjau dan memenuhi kriteria, pembangunan bisa dimulai tahun ini.
Kemensos menargetkan 200 Sekolah Rakyat berdiri pada 2025 dan 200 lagi di tahun berikutnya, dengan setengah dari total sekolah dibangun oleh pemerintah dan sisanya melibatkan pihak swasta.
Jawa Barat menjadi salah satu wilayah prioritas dengan target 20-30 sekolah di berbagai daerah. Kurikulum unggulan akan diterapkan, dan tenaga pendidik akan mendapatkan pelatihan khusus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca Juga: FKDT Parung Bogor Gelar Seminar Pendidikan, Kupas Tuntas Deep Learning untuk Madrasah Diniyah
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa pendidikan harus menciptakan manusia yang utuh. Ia ingin anak-anak Jawa Barat tumbuh dengan kecerdasan dan kesehatan yang baik, selaras dengan filosofi Panca Waluya: cageur, bageur, bener, pinter, singer.
Dedi juga menyoroti kesejahteraan tenaga pendidik. Guru tidak boleh dibebani urusan administrasi, melainkan harus fokus mendidik dan membimbing siswa agar siap menghadapi kehidupan.