Catatanfakta.com - Kisah tragis Vina, korban geng motor di Cirebon, kembali menyita perhatian publik setelah diangkat ke layar lebar oleh sutradara Anggy Umbara.
Film "Vina: Sebelum 7 Hari" ini diharapkan bisa memperjuangkan keadilan untuk Vina dan kekasihnya yang tewas secara brutal karena aksi kejam para pelaku geng motor.
Meskipun kontroversial, keluarga Vina memberi izin kepada tim produksi untuk mengadaptasi kisah nyata tersebut ke dalam film.
Baca Juga: Kisah Cinta Mohammad Yamin dan Sundari: Asmara Dalam Sumpah Pemuda
Hal ini karena keluarga ingin kisah tragedi Vina menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan menyuarakan keadilan agar seluruh pelaku dapat ditangkap.
Sutradara Anggy Umbara menyadari bahwa kisah Vina sangat menyedihkan, namun alasan utama dia membuat film ini adalah karena kasus tersebut hingga kini belum terselesaikan.
Sulitnya menegakkan hukum dan mencari keadilan bagi para korban adalah faktor yang membuatnya termotivasi untuk membuat film ini.
Baca Juga: Anies Baswedan Bertemu dengan Elit PKS Pasca Putusan MK Terkait Pilpres 2024
Dalam sebuah konferensi pers, Anggy Umbara juga mengungkapkan bahwa kritik dalam industri film sangat biasa dan dia siap menerima berbagai macam reaksi terhadap film ini.
Di tengah pro kontra yang melatarbelakangi proyek film ini, sutradara berharap agar semua pihak dapat saling menghargai dan memahami bahwa niat dibalik film ini hanyalah untuk menjadi suara keadilan.
Diadaptasi dari kisah nyata Cirebon di tahun 2016, film "Vina: Sebelum 7 Hari" ini mengisahkan bahwa Vina dan kekasihnya diserang oleh anggota geng motor.
Baca Juga: Inter Milan Menangkan Derby Della Madonnina dan Mengunci Scudetto
Mereka berjumlah 11 orang yang menyiksa dan memperkosa Vina, di depan kekasihnya, sebelum akhirnya membunuh keduanya.
Hingga saat ini, tiga orang pelaku masih buron dan proses keadilan belum mendapat titik terang.