Catatanfakta.com - Agama memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan beragam budaya di seluruh dunia.
Agama dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu agama wahyu dan agama non-wahyu, yang masing-masing memiliki karakteristik dan kepercayaan yang berbeda.
Berikut adalah penjelasan mengenai agama wahyu dan non-wahyu:
Baca Juga: Budaya Manusia: Eksplorasi Enam Karakter Menurut Koentjaraningrat
1. Agama Wahyu
Agama wahyu adalah agama yang didasarkan pada wahyu ilahi atau pembawaan langsung dari Tuhan yang diterima oleh para nabi atau utusan Tuhan.
Dalam agama ini, ajaran dan pedoman datang langsung dari Tuhan dan dicatat dalam kitab suci sebagai sumber otoritatif kebenaran.
Baca Juga: Agama Wahyu dan Non-Wahyu: Memahami Sumber dan Keberagaman Keyakinan
Contoh agama wahyu termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme.
Ciri khas agama wahyu meliputi:
-Berasal dari wahyu ilahi yang disampaikan kepada para nabi atau utusan Tuhan.
-Mengikuti kitab suci yang menjadi sumber ajaran dan pedoman hidup.
-Biasanya memiliki keyakinan monoteistik, atau percaya pada satu Tuhan.
Baca Juga: Pengertian Agama wahyu dan non-wahyu: kenali perbedaannya
2. Agama Non-Wahyu
Agama non-wahyu, sebaliknya, adalah agama yang tidak didasarkan pada wahyu ilahi, melainkan pada ajaran, filsafat, tradisi, atau aspek-aspek spiritual yang berkembang di dalam masyarakat atau budaya tertentu.
Agama non-wahyu seringkali lebih fokus pada sistem kepercayaan, nilai-nilai etika, dan prinsip-prinsip hidup daripada doktrin teologi yang ketat.
Contoh agama non-wahyu termasuk Hinduisme, Buddhisme, Taoisme, Konghucu, Shinto, dan banyak kepercayaan tradisional lainnya.
Ciri khas agama non-wahyu meliputi:
- Tidak didasarkan pada wahyu ilahi, melainkan pada ajaran, filsafat, tradisi, atau pengalaman spiritual.
Baca Juga: Pendidikan Agama Islam: Peran dan Pentingnya dalam Membentuk Pribadi dan Masyarakat Islami
- Melewati tradisi lisan atau tulisan yang mencakup kebijaksanaan, ajaran moral, dan nilai-nilai yang dihargai.
- Mungkin memiliki konsep ketuhanan yang lebih fleksibel, termasuk politeisme (percaya pada banyak dewa), monoteisme, panteisme (percaya bahwa Tuhan dan semesta adalah satu), atau bahkan agnostisisme.
Dengan memahami perbedaan antara agama wahyu dan non-wahyu, kita dapat menghargai keanekaragaman keyakinan serta pengalaman spiritual manusia yang meluas.