Catatanfakta.com - Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November setiap tahunnya diperingati sebagai penghormatan kepada jasa para pejuang yang gugur dalam peristiwa Pertempuran Surabaya.
Namun, dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang mengatur tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023, 10 November tidak dimasukkan sebagai hari libur nasional.
Keputusan ini membuat banyak pihak merasa kecewa dan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita bisa memperingati dan menghargai perjuangan para pahlawan tanpa harus menjadikannya sebagai hari libur.
Baca Juga: Etnosentrisme, Prejudis, dan Diskriminasi: Ancaman Tersembunyi Bagi Keharmonisan Bangsa Indonesia
Menghargai jasa para pahlawan tidak selalu identik dengan menjadikan peringatannya sebagai hari libur.
Memang, libur nasional dapat memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengikuti kegiatan peringatan, namun ada banyak cara lain untuk menghormati jasa para pahlawan.
Kita bisa menanamkan nilai-nilai perjuangan mereka dalam kegiatan sehari-hari, misalnya dengan menerapkan semangat juang dan kepedulian terhadap sesama dalam pekerjaan kita atau dengan menjadi relawan dalam kegiatan sosial.
Baca Juga: Misteri Dibalik Sidang MKMK: Anwar Cs Terlibat dalam Konspirasi Ethereal
Selain itu, pendidikan sejarah menjadi salah satu aspek penting dalam memahami perjuangan para pahlawan dan menghargai jasa mereka.
Kurikulum pendidikan sejarah di Indonesia harus terus dikembangkan dan diperkaya agar generasi muda lebih mengenal dan memahami perjuangan yang telah dilalui para pahlawan.
Kegiatan ekstrakurikuler, diskusi sejarah, dan pengajaran sejarah yang lebih interaktif bisa menjadi cara efektif untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan dalam diri generasi muda.
Baca Juga: Bencana Alam di Kota Bogor Merusak 500 Rumah Sejak Akhir Oktober
Terlepas dari keputusan SKB 3 Menteri, kita perlu melihat kembali bagaimana cara kita memperingati Hari Pahlawan.