Sorotan Kritis Sekda Bogor di RUPS Bank BJB: Dividen Menyusut, Efisiensi Harus Dipercepat

photo author
- Kamis, 24 April 2025 | 20:13 WIB
Hasil RUPS Bank BJB, Yusuf Saadudin Jabat Direktur Utama dan Mardigu-Helmy Yahya jadi komisaris (Dailynotif.com)
Hasil RUPS Bank BJB, Yusuf Saadudin Jabat Direktur Utama dan Mardigu-Helmy Yahya jadi komisaris (Dailynotif.com)

catatanfakta.com - Dalam atmosfer yang kental dengan kehati-hatian fiskal, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) tahun buku 2024 berlangsung di Menara Bank BJB, Bandung, pada Rabu, 16 April 2025.

Acara tersebut tak hanya menjadi ajang evaluasi tahunan, tetapi juga ruang kritik dan seruan perubahan dari para pemegang saham, termasuk Pemerintah Kabupaten Bogor yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Ajat Rochmat Jatnika.

Mewakili Bupati Bogor, Ajat menyampaikan kegelisahan atas performa keuangan Bank BJB yang mengalami penurunan laba dari Rp1,7 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp1,3 triliun pada 2024.

Baca Juga: Seruan Serentak Tangkal DBD, Pemkab Bogor Hidupkan Lagi Gerakan Jumat Bersih

“Penurunan laba tentu mempengaruhi jumlah dividen yang diterima daerah. Kabupaten Bogor sebagai pemegang 2 persen saham, sebelumnya bisa memperoleh sekitar Rp20 miliar dari total dividen Rp1 triliun. Dengan penurunan laba, angka ini tentu menurun,” ungkap Ajat dengan nada prihatin.

Efisiensi menjadi kata kunci dalam pertemuan tersebut. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang secara resmi membuka RUPS, menggarisbawahi pentingnya pembenahan struktural dan pengurangan beban operasional yang dinilai terlalu tinggi. “Harus ada strategi yang lebih baik untuk meningkatkan laba. Salah satunya melalui efisiensi belanja dan restrukturisasi kelembagaan,” tegasnya. Ia pun menyebut bahwa pengurangan jumlah direksi dari tujuh menjadi enam dan penyegaran jajaran pengurus menjadi langkah awal menuju transformasi yang lebih solid.

Anggaran promosi yang sebelumnya mencapai Rp400 miliar akan ditekan drastis hingga di bawah Rp100 miliar, sebagai bagian dari program efisiensi besar-besaran. Dedi menilai bahwa selama ini belanja iklan dan promosi belum menghasilkan imbal balik yang sebanding. “Fokus utama Bank BJB seharusnya adalah pelayanan optimal kepada ASN dan pemerintah daerah, bukan ekspansi yang terlalu ambisius tanpa kesiapan internal,” lanjutnya.

Baca Juga: Ratusan Kursi Roda dan Gerobak Usaha Dibagikan, Pemkab Bogor Banjiri Harapan Warga yang Rentan

Lebih jauh, ia juga menekankan bahwa penunjukan pengurus baru harus dilakukan secara profesional dan steril dari intervensi politik, demi menjaga kepercayaan publik dan stabilitas internal lembaga. Langkah ini tampaknya mendapat respons positif dari pasar.

Harga saham Bank BJB tercatat naik signifikan, mendekati angka 900, setelah sebelumnya berada di kisaran 600–700. “Mudah-mudahan ini menjadi sinyal positif dan hadiah terbaik bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten, serta seluruh pemegang saham,” tutup Dedi dengan optimisme tinggi.

Kehadiran Ajat Rochmat Jatnika dan sikap tegas Dedi Mulyadi dalam forum ini menandai bahwa para pemangku kepentingan tidak sekadar hadir sebagai formalitas, tetapi aktif mengawal jalannya transformasi. Dengan dividen yang mengecil dan beban yang membesar, Bank BJB kini berada di persimpangan penting: berbenah atau tertinggal.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Diskominfo Bogor

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X