catatanfakta.com - Dalam upaya mencetak generasi emas pada tahun 2045, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) terus menggerakkan inisiatif memperkuat budaya literasi masyarakat.
Salah satu program andalan mereka, Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), hadir untuk mengubah perpustakaan menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan, jauh melampaui sekadar tempat membaca buku.
Plt Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. Endang Aminudin Aziz, menjelaskan bahwa TPBIS merupakan strategi mendekatkan literasi hingga tingkat desa.
Baca Juga: Revitalisasi Literasi Baca-Tulis dan Literasi Digital untuk Bersaing di Industri Global
"Perpustakaan harus menjadi ruang inspiratif yang mendukung pendidikan dan penguatan literasi masyarakat," ungkapnya dalam sebuah acara sosialisasi pada 21 Maret 2024.
Program ini tidak hanya berfokus pada penyediaan bahan bacaan, tetapi juga membangun perpustakaan sebagai pusat diskusi, kegiatan budaya, dan pelatihan. Tujuannya jelas: membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul yang siap bersaing dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Amich Alhumami, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, menegaskan bahwa literasi adalah kunci keberhasilan pembangunan bangsa. "Literasi menghadirkan SDM berkualitas yang menjadi motor penggerak Indonesia maju," tuturnya pada 21 Maret 2024.
Lebih lanjut, Perpusnas bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk memperluas jangkauan literasi hingga ke rumah ibadah. Pada tahun 2025, rencananya 1.000 buku bermutu akan disalurkan ke 2.000 rumah ibadah, termasuk lebih dari 1.500 masjid.
Adin Bondar, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, menambahkan, "Kami membuka 10.000 ruang baca untuk masyarakat, termasuk 2.000 ruang baca di rumah ibadah, sebagai bentuk amanat mencerdaskan kehidupan bangsa."
Pakar literasi Ferry Curtis juga menggarisbawahi pentingnya membaca sebagai fondasi kemajuan bangsa. "Bangsa yang maju adalah bangsa pembaca," ujarnya dalam acara literasi pada Oktober 2024.
Baca Juga: Kemenkominfo Siapkan RPP dan Literasi Digital untuk Lindungi Anak dari Konten Pornografi
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Fendahapsari Singgih Sendayu, akademisi Universitas Palangka Raya, yang menyebutkan bahwa literasi tidak hanya meningkatkan kualitas SDM tetapi juga melestarikan kekayaan budaya Indonesia.
Melalui TPBIS, Perpusnas membawa perubahan nyata dalam membangun karakter dan kompetensi masyarakat. Dengan upaya ini, Indonesia semakin dekat mewujudkan generasi emas yang berdaya saing dan berpengetahuan luas pada tahun 2045.
Artikel Terkait
BEI dan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia Bersatu untuk Meningkatkan Literasi Pasar Modal
Peningkatan Literasi Pasar Modal Dukung Prestasi Gemilang Industri Sepak Bola Indonesia
Mengintip Kreativitas Anak-Anak: Bagaimana Buku Harian di Ar Ridha Al Salaam Mengubah Literasi
Literasi Keuangan Digital: Edukasi dan Kolaborasi Lawan Kejahatan Digital
IAIS Bogor dan Diskominfo Kabupaten Bogor Mengenalkan Literasi Digital ke Kalangan Remaja