catatanfakta.com - YM3SK membagikan 1.200 porsi bubur Asyura kepada masyarakat setempat. Sebanyak 9 bahan utama dan 9 toping dikombinasikan untuk membuat Bubur Asyura khas Menara Kudus, yang dibagikan pada 9 Muharram 1446 Hijriah atau 9 Suro, dalam penanggalan Jawa.
Setiap porsi bubur Asyura dilengkapi dengan sembilan toping, termasuk di dalamnya irisan telur dadar, tauge, olahan kelapa muda dan social. Seluruh bahan dimasak oleh para juru masak perempuan di lingkungan Menara Kudus.
Bubur Asyura dibagikan kepada masyarakat tidak pada 10 Muharram, melainkan pada 9 Muharram.
Menanggapi hal ini, penanggungjawab dapur Muflichah Fatchan menjelaskan bahwa pada 10 Muharram, setiap tahunnya terdapat kegiatan pembagian nasi berkat bungkus daun jati hasil sedekah masyarakat untuk dibagikan kepada masyarakat.
Masyarakat setempat meyakini bahwa dengan memakan bubur Asyura, mereka sedang berharap untuk keberkahan dari Sunan Kudus. Ilyana (58) merupakan salah satu warga setempat dan mengatakan tradisi ini selalu dinantikan oleh masyarakat setempat.
Ia juga berharap agar tradisi ini tetap dijaga dan dilestarikan dengan baik setiap tahunnya, menjadi bagian dari tradisi Buka Luwur Sunan Kudus.
Seperti kita ketahui, bubur Asyura telah menjadi bagian dari sejarah Islam. Sebagaimana yang dinilai oleh sebagian masyarakat, bubur Asyura juga dinilai sebagai bagian dari upaya ittibak Nabi Nuh setelah diselamatkan oleh Allah SWT dari bencana banjir bandang.
Bubur Asyura khas Menara Kudus juga dibagikan kepada masyarakat di beberapa desa sekitar seperti Desa Langgar Dalem, Damaran, dan Kajeksan.
Artikel Terkait
Pawai Obor & Doa Bersama Warga Bedahan Pabuaran Mekar Ramaikan Tahun Baru Islam 1445 H
Sabyan Guncangkan Cibinong di Acara 10 Muharam Langkah Bersantun
Dibalik Kemenangan: Kisah Keberhasilan Tim Riset MAN 1 Kudus di Mechanical Fair UGM 2023
Kabupaten Kudus Unggul dengan Produksi Jeruk yang Mengejutkan
Museum Kretek di Kudus Jadi Magnet Wisatawan: Ditelusuri karena Pesona Film Gadis Kretek