Satelit China Mengungkap Kehancuran Gaza Melampaui Nagasaki

photo author
- Sabtu, 27 April 2024 | 20:00 WIB
Salah satu kehancuran di Gaza, Kota Zahra. Satelit China mampu mengungkap skala kehancuran di wilayah Palestina yang diserang Israel sejak 7 Oktober. (REUTERS/STRINGER)
Salah satu kehancuran di Gaza, Kota Zahra. Satelit China mampu mengungkap skala kehancuran di wilayah Palestina yang diserang Israel sejak 7 Oktober. (REUTERS/STRINGER)

Catatanfakta.com - Satelit-satelit China, Luojia-3 dan Dongfang Huiyan Gaofen-1, telah membuka mata dunia terhadap skala kehancuran yang melanda wilayah Palestina, khususnya Gaza, sejak 7 Oktober tahun lalu.

Dilaporkan bahwa analisis dari kedua satelit tersebut mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen dari semua bangunan di Gaza telah hancur dalam enam bulan terakhir.

Menurut para peneliti, satelit-satelit ini dilengkapi dengan teknologi canggih yang memungkinkan mereka untuk mendeteksi dan mengevaluasi kerusakan pada berbagai jenis bangunan, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah.

Bahkan, mereka juga mampu mengidentifikasi lokasi, ukuran, dan jumlah kawah rudal dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Kontroversi Jam Buka Warung Madura di Bali: Tantangan Regulasi untuk Usaha Kecil

Data yang dikumpulkan oleh satelit-satelit ini mengungkapkan bahwa tingkat kerusakan di Gaza telah melampaui kerusakan yang dialami oleh kota Nagasaki, Jepang, akibat bom atom AS pada tahun 1945.

Para peneliti juga mencatat peningkatan signifikan dalam tingkat kerusakan dari bulan ke bulan, dengan persentase bangunan yang rusak meningkat dari 18,7 persen sebelum November 2023 menjadi 58,4 persen pada bulan Maret 2024.

Satelit Luojia-3, yang dikembangkan oleh Universitas Wuhan, diakui sebagai satelit penginderaan jauh cerdas pertama di dunia dengan berbagai mode pencitraan termasuk video, frame-push, dan scan-push.

Baca Juga: Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Pembalap-pembalap Sengit Bersaing 12 Lap

Sementara itu, Dongfang Huiyan Gaofen-1 adalah pesawat ruang angkasa pertama yang menyediakan pengamatan Near-Real-Time (NRT) untuk berbagai keperluan, termasuk pencegahan dan bantuan bencana.

Para peneliti percaya bahwa penggunaan satelit-satelit ini telah membawa China ke tahap baru dalam pengembangan teknologi penginderaan jarak jauh.

China sendiri memiliki beberapa jaringan pengamatan bumi terbesar di dunia, yang semakin meningkatkan pengaruhnya dalam geopolitik global.

Diharapkan bahwa dengan terus berkembangnya teknologi ini, China dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam pemantauan bencana, pemetaan geografis, dan pemantauan lingkungan global.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nadya Kamila Alfarisi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X