Catatanfakta.com - Film "Badarawuhi di Desa Penari" baru saja dirilis, tetapi tanggapan awal menunjukkan bahwa film ini kurang memuaskan bagi sebagian penonton.
Dalam reviewnya, kami mengungkapkan kekecewaannya terhadap film Badarawuhi di Desa Penari tersebut.
Menurut Endro, meskipun film Badarawuhi di Desa Penari ini disebut sebagai prekuel dari "KKN di Desa Penari" yang sukses pada tahun 2022, namun ia merasa film ini lebih cocok disebut sebagai reboot.
Ia menyatakan bahwa tidak ada cerita baru yang esensial dari semesta "KKN di Desa Penari" yang ditemukan dalam film ini.
Baca Juga: Badarawuhi Melejit dengan Rekor 1 Juta Penonton dalam 3 Hari
Dalam durasi 122 menit, harapan Endro untuk menemukan jawaban tentang Badarawuhi semakin menipis.
Ia menilai cerita film terlalu berbelit-belit dan membosankan, tidak memberikan pemirsa cerita yang dalam tentang Badarawuhi yang meneror tokoh utama.
Selain itu, Endro juga menyoroti kontradiksi antara narasi dan alur cerita dalam film, serta kekurangan riset terkait kebudayaan lokal yang dilakukan oleh penulis skenario, Lele Laila.
Baca Juga: Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur Membuat Rekor Penjualan Tiket di Hari Pertama Penayangan
Tidak hanya itu, Endro juga mengkritik kualitas akting para pemain yang dianggapnya standar, dan kurangnya sentuhan artistik dari sutradara, Kimo Stamboel.
Ia merasa bahwa film ini lebih terfokus pada aspek teknis daripada menyampaikan pesan yang kuat kepada penonton.
Meskipun begitu, Endro mengakui bahwa bisnis film tetaplah bisnis, dan setiap film akan memiliki pasar masing-masing.
Baca Juga: Badarawuhi Melejit dengan Rekor 1 Juta Penonton dalam 3 Hari
Artikel Terkait
Review Film: "Badarawuhi di Desa Penari" Kurang Memuaskan
Capai Prestasi Luar Biasa, 'Siksa Kubur' Karya Joko Anwar Tembus 1 Juta Penonton dalam 4 Hari!