Pita Suara Remaja AS Lumpuh Akibat Covid-19, Kejadian Pertama di Dunia

photo author
- Kamis, 21 Desember 2023 | 14:27 WIB

Catatanfakta.com - Sebuah laporan medis yang menjadi sorotan dunia datang dari Massachusetts Eye and Ear, Boston, Amerika Serikat, di mana seorang remaja perempuan berusia 15 tahun dilaporkan mengalami kelumpuhan pita suara setelah terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Kejadian kelumpuhan pita suara ini menjadi yang pertama kalinya di dunia.

Remaja yang mengalami kelumpuhan pita suara ini yang identitasnya tidak diungkapkan itu menghadap ke unit gawat darurat Rumah Sakit Umum Massachusetts setelah mengalami gejala pernapasan selama sembilan hari sejak dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Drama Pernikahan Pinkan Mambo: Dari Mualaf Hingga Mahar Rp100 Ribu, Netizen Ramai Berkomentar!

Pemeriksaan dengan endoskopi menunjukkan kelumpuhan pita suara bilateral pada laringnya.

Para peneliti dari Massachusetts Eye and Ear menyimpulkan bahwa kondisi kelumpuhan pita suara ini merupakan dampak dari infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.

Pemeriksaan tidak mengungkapkan adanya penyebab lain yang dapat menjelaskan kondisi tersebut.

Baca Juga: Kisah Kontroversial Pernikahan Pinkan Mambo: Dari Mualaf Hingga Mahar Rp100 Ribu

Kasus ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics pada Selasa (19/12), mengindikasikan adanya komplikasi baru yang terkait dengan sistem saraf sebagai dampak dari Covid-19, yaitu lumpuhnya pita suara.

Danielle Reny Larrow, penulis studi ini, mengatakan bahwa potensi komplikasi baru ini harus dipertimbangkan pada setiap anak yang mengalami keluhan pernapasan, berbicara, atau menelan setelah terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: 7 Tanaman Herbal Penguat Kekebalan Tubuh, Alternatif Sehat Seperti Antibiotik

Hal ini dianggap penting karena gejala tersebut sering kali hanya dihubungkan dengan kondisi umum seperti asma.

Selama perawatan di rumah sakit, pasien menjalani serangkaian tes terperinci, termasuk pemeriksaan darah, analisis cairan serebrospinal, dan konsultasi dengan sejumlah spesialis, termasuk ahli THT, neurologi, psikiatri, dan bedah saraf.

Meskipun terapi wicara tidak berhasil mengurangi gejala pasien, dokter akhirnya melakukan trakeostomi, yaitu pembuatan lubang pada tenggorokan melalui prosedur pembedahan, untuk membantu pasien bernapas lebih mudah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nadya Kamila Alfarisi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X