Catatanfakta.com - Budaya politik parokial-partisipan adalah kombinasi dari budaya politik parokial dan partisipan.
Dalam tipe ini, sebagian masyarakat ingin berpartisipasi dalam politik dan menjalankan hak dan tanggung jawabnya, sementara sebagian lainnya tetap berada dalam pengaruh budaya lokal serta tidak terlalu memahami atau berpartisipasi dalam proses politik.
Alasan dan Analisis Pemilihan Kategori
Alasan pemilihan kategori budaya politik parokial-partisipan untuk Indonesia antara tahun 1999 hingga sekarang didasarkan pada beberapa faktor dan dinamika politik di Indonesia.
Beberapa alasan utama dan analisis yang dilakukan meliputi:
a. Sejak tahun 1999, Indonesia telah mengalami reformasi politik yang cukup signifikan, yang dikenal sebagai Reformasi.
Reformasi membawa perubahan dalam sistem politik Indonesia, yang menandai dimulainya era demokrasi yang lebih partisipatif dibandingkan dengan era otoritarianisme di masa Orde Baru.
b. Dalam era demokrasi ini, partisipasi masyarakat dalam politik menjadi semakin penting.
Pemilu yang dilaksanakan secara berkala di Indonesia mencerminkan keinginan masyarakat yang lebih besar untuk ikut serta dalam proses politik, seperti menjadi anggota parlemen, kepala daerah, dan bahkan presiden.
Baca Juga: Ilmu dalam Perspektif Para Sarjana Muslim: Penjelasan Mengenai Ilmu dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah
c. Meskipun demokrasi semakin berkembang, budaya politik parokial di beberapa daerah dan kelompok masyarakat juga masih tetap kuat.
Hal ini terutama terlihat dalam praktik politik lokal yang masih dipengaruhi oleh kepentingan keluarga, adat, dan tradisi lokal.
Oleh karena itu, tidak semua masyarakat Indonesia sepenuhnya terlibat dalam proses politik secara aktif dan terpelajar.
Contoh paling nyata adalah fenomena politik uang dan politik dinasti yang masih sering ditemui di berbagai daerah.
Artikel Terkait
contoh multikulturalisme dalam era globalisasi
Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Memahami dan Menghargai Keanekaragaman Budaya