Catatanfakta.com - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuka peluang untuk jeda dalam pertempuran di Gaza guna memfasilitasi masuknya bantuan atau pembebasan sandera.
Meskipun demikian, Netanyahu kembali menolak seruan gencatan senjata umum di tengah tekanan internasional yang meningkat.
Dalam wawancara televisi AS, Netanyahu mengungkapkan bahwa Israel membutuhkan tanggung jawab keamanan atas wilayah Palestina dalam jangka waktu yang tidak terbatas setelah perang.
Baca Juga: Bantuan RI untuk Palestina Tiba di Mesir
Netanyahu menyatakan bahwa jeda taktis satu jam di sini dan di sana bukan hal baru dan akan mempertimbangkan situasi untuk memungkinkan barang kemanusiaan masuk atau pembebasan sandera. Namun, ia menegaskan bahwa tidak akan ada gencatan senjata secara umum.
Baik Israel maupun kelompok militan Hamas yang menguasai Gaza terus menolak tekanan internasional untuk gencatan senjata.
Israel menuntut pembebasan tawanan yang disandera oleh Hamas, sementara Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan membebaskan sandera atau menghentikan pertempuran ketika Gaza sedang diserang.
Baca Juga: Piala Dunia U-17, Suporter Tak Dilarang Bentangkan Bendera Palestina
Konflik tersebut telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang meluas, dengan korban jiwa meningkat, rumah sakit tidak dapat menangani korban luka, dan kekurangan makanan serta air bersih. Pernyataan dari badan-badan PBB mendesak agar segera diadakan gencatan senjata kemanusiaan.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Lepas Pengiriman Bantuan Kemanusiaan BAZNAS ke Palestina
Erick Thohir dan Tawaran Keramahan bagi Palestina di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Starbucks dan McDonald's Tutup Saat Aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta
Bersama Berdoa untuk Palestina: Menteri Agama Ajak Umat Islam Salat Gaib
Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan 51,5 Ton untuk Warga Palestina