Rencana Pembatalan Proyek Jalan Tol Payakumbuh Pangkalan Membawa Kegembiraan kepada Warga Setempat

photo author
- Jumat, 6 Oktober 2023 | 08:30 WIB
Senior Representatif JICA Perwakilan Indonesia Shigeo Honzu saat berkunjung ke Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuk Bandaro Rajo di Kantor Bupati di Sarilamak, Harau.
Senior Representatif JICA Perwakilan Indonesia Shigeo Honzu saat berkunjung ke Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuk Bandaro Rajo di Kantor Bupati di Sarilamak, Harau.

Catatanfakta.com - Payakumbuh, 5 Oktober 2023** - Keputusan tiba-tiba dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membatalkan proyek jalan tol Tol Payakumbuh Pangkalan telah memicu kebahagiaan di antara masyarakat setempat.

Dalam pengumuman resminya, JICA memutuskan untuk mengalihkan rute jalan tol ke lokasi lain yang dianggap lebih optimal dan tidak mengganggu aspek sosial serta budaya masyarakat.

Kebijakan ini telah direspons dengan penuh sukacita oleh Dewan Ahli Lembaga Adat Alam Minangkabau (LKAAM-Sumbar), yang juga dijabat oleh Alwin Benteri DT Lelo Anso, yang juga merupakan Ketua Nagari Koto Simalanggang.

Baca Juga: Misteri Kampus Terbengkalai di Pusat Kota Jateng: Tempat Terabaikan yang Menyimpan Kisah Angker

Menurutnya, keputusan JICA adalah hasil dari perjuangan berlarut-larut oleh pemangku adat di 5 Nagari yang terdampak oleh proyek jalan tol.

"Saya adalah tokoh adat di salah satu Nagari yang terkena dampak rute jalan tol tersebut, dan saya terlibat langsung serta memahami secara mendalam permasalahan yang terjadi selama ini. Alhamdulillah, JICA telah mempertimbangkan nasib dan hak ulayat masyarakat yang akan terdampak," tegasnya.

Warga di 5 Nagari yang terdampak oleh proyek jalan tol ini bukanlah lawan proyek, mereka hanya meminta agar rute jalan tol dialihkan dari kampung halaman mereka ke lokasi yang lebih sesuai.

Baca Juga: Kapolsek Komodo Dituduh Melanggar Kode Etik Setelah Menganiaya Sekuriti Bank BRI di Labuan Bajo

Mereka sangat mendukung investasi yang berpotensi menguntungkan, dengan syarat tidak merusak warisan budaya Minangkabau yang ada di tanah kelahiran mereka.

Alwin Benteri juga menjelaskan bahwa tanah ulayat yang ditempati oleh masyarakat dari berbagai suku di 5 Nagari memiliki nilai yang tak terhingga.

Tanah ulayat ini telah menjadi sumber penghidupan dan identitas bangga bagi masyarakat Minang.

Kehilangan tanah ulayat akan memiliki dampak serius terhadap generasi berikutnya serta tradisi adat Minangkabau.

Namun, Alwin Benteri menekankan bahwa akar permasalahan ini sebenarnya hanya masalah komunikasi dan perbedaan pandangan.

Baca Juga: Gejolak Skandal Korupsi Menteri Pertanian: Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Harianhaluan.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X