Catatanfakta.com - Taylor Swift kembali mencuri perhatian dengan album ke-11 yang berjudul "The Tortured Poets Department", menghadirkan gelombang emosi yang mendalam bagi para pendengarnya.
Album The Tortured Poets Department ini menjadi magnet bagi mereka yang mencari pengalaman mendalam dalam bermusik, terutama setelah Taylor Swift menghadirkan kisah perpisahan yang penuh dengan kemarahan, kesedihan, dan kebingungan.
Tak heran, lagu-lagu Taylor Swift dalam album The Tortured Poets Department ini telah menggugah tangisan banyak penggemar.
Baca Juga: Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Leuwisadeng Dipertanyakan; RW Ngamuk Bawa Golok
Para ahli psikologi menyatakan bahwa musik yang mengharukan mampu menjadi saluran bagi emosi yang terpendam, memberikan kesempatan untuk merasakan katarsis dan validasi atas perasaan yang dirasakan.
Psikolog Arianna Galligher menyoroti pentingnya katarsis dan validasi dalam mengekspresikan emosi, sementara psikolog lainnya, Jaryd Hiser, menekankan bahwa musik, terutama lagu-lagu patah hati, dapat menjadi alat untuk menghadapi perasaan menyakitkan dengan lebih terbuka.
Dalam konteks lagu-lagu perpisahan Swift, nuansa kesedihan dan kehilangan dipadukan dengan tema pemberdayaan, menciptakan kombinasi yang memukau bagi para pendengar.
Baca Juga: Waspada, 5 Kebiasaan Ini Berpotensi Merusak Kesehatan Kulit Anda
Dengan demikian, lagu-lagu ini tidak hanya menjadi teman dalam kesedihan, tetapi juga inspirasi bagi mereka yang merasa terpuruk dalam hubungan yang kandas.