Catatanfakta.com - Dalam konteks keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,0-5,25%, kebijakan ini berdampak positif terhadap potensi investasi reksa dana. Chief Investment Officer MNC Asset Management, Ibnu Anjar Widodo, menyatakan bahwa penahanan tingkat suku bunga oleh The Fed merupakan sentimen positif bagi pasar, terutama bagi instrumen reksa dana.
Reksa dana adalah salah satu jenis investasi yang memiliki komponen surat utang, dan tingkat suku bunga serta kondisi inflasi memengaruhi kinerja surat utang tersebut.
Dengan tingkat suku bunga yang ditahan, reksa dana dapat mengalami pertumbuhan yang baik. Selain itu, kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia juga mendukung iklim investasi.
Baca Juga: KPK TERUS SELIDIKI MENTAN SYAHRIL YASIN LIMPO ATAS KASUS DUGAAN KORUPSI DI KEMENTERIAN PERTANIAN
Dengan tingkat suku bunga yang relatif terjaga dan peningkatan kondisi inflasi pasca pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi stabil.
Hal ini menciptakan momentum yang baik untuk pertumbuhan investasi, terutama di reksa dana dan obligasi. MNC Asset Management merekomendasikan tiga produk reksa dana yang memiliki kinerja baik, yaitu MNC Dana SBN, MNC Dana Likuid, dan MNC Dana Syariah.
MNC Dana SBN direkomendasikan bagi investor dengan profil risiko rendah karena produk ini berinvestasi di Surat Berharga Negara. Sedangkan MNC Dana Likuid cocok untuk investor dengan profil risiko yang sedikit lebih tinggi.
Baca Juga: JADWAL INDONESIA OPEN 2023 HARI INI
Ibnu juga melihat bahwa pasar reksa dana di Indonesia masih memiliki potensi pertumbuhan tahun ini karena jumlah investor muda yang semakin banyak dan kondisi ekonomi yang mendukung.
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga turut berperan dalam meningkatkan kepercayaan investor di pasar modal. Dengan demikian, pasar modal Indonesia berpotensi untuk terus berkembang.