Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendadak riuh saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia hadir membuka Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Rabu (29/10/2025).
Kegiatan bertema “Energi Kolektif untuk Negeri” itu semula berlangsung tertib, namun berubah panas saat nama Bahlil disebut oleh pembawa acara.
Sorakan menggema dari barisan mahasiswa yang tampak antusias sekaligus kritis terhadap sosok menteri yang dikenal vokal tersebut.
Begitu Bahlil memasuki Dome UMM, suasana semakin heboh—mahasiswa berdesakan ingin mengambil foto, sementara sebagian lainnya mengangkat poster bernada kritik terhadap kebijakan energi pemerintah.
Kendati demikian, Bahlil tetap tampil percaya diri menyampaikan orasi ilmiahnya. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa pemerintah tidak sedang membahas “oplos bensin”, melainkan tengah fokus mengembangkan etanol sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.
“Saya tegaskan, kita tidak bicara soal oplos bensin. Yang sedang kami kembangkan adalah etanol—energi bersih yang bisa dibuat dari jagung dan singkong. Ini bukan akal-akalan, tapi langkah nyata agar Indonesia tidak bergantung pada impor,” ujar Bahlil.
Menteri ESDM itu juga menekankan pentingnya transisi menuju energi hijau sebagai bagian dari kemandirian ekonomi nasional.
Menurutnya, etanol sebagai bioenergi mampu menekan emisi karbon dan mendukung target net zero emission pada 2060.
Baca Juga: Motor Brebet Massal Usai Isi Pertalite, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Bilang Gini !!!!
Selain Bahlil, sejumlah pejabat turut hadir, di antaranya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Prof. Dr. Muhadjir Effendy, serta Rektor UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si.
Namun, sorotan publik lebih tertuju pada interaksi antara Bahlil dan mahasiswa. Kehadiran Menteri ESDM itu menjadi magnet tersendiri—menciptakan perpaduan antara antusiasme, kritik, dan dialog terbuka yang mencerminkan semangat intelektual kampus Muhammadiyah.