“InsyaaAllah setelah tiga kali rakor, kita langsung lanjut dengan kunjungan ke lokasi kasus stunting. Aksi nyata harus segera berjalan,” tegasnya.
Peran Juken dalam Penguatan Program
Rapat koordinasi tersebut juga dirangkaikan dengan pelantikan pengurus Perkumpulan Juang Kencana (Juken) Kota Bogor – Balai Diklat KKB Bogor periode 2025–2029.
Dalam pelantikan itu, Anggela Sri Melani Winyarti resmi menjabat sebagai Ketua Juken Kota Bogor berdasarkan Keputusan Ketua Juken Jawa Barat Nomor 08/JUKEN JABAR./IX/2025.
Jenal mengapresiasi kehadiran organisasi yang berisi para purna tugas ini. Menurutnya, meski telah pensiun, semangat dan kepedulian mereka tetap tinggi, terutama dalam mendukung program-program sosial termasuk penanganan stunting.
“Ini menjadi inspirasi agar semua pihak bisa memberikan yang terbaik bagi Kota Bogor. Kehadiran Juken membuktikan bahwa kontribusi tidak berhenti meski sudah tidak lagi aktif di pemerintahan,” ucapnya.
Pelantikan tersebut turut dihadiri Ketua Juken Jawa Barat, Lili Sadeli, Koordinator BMG Kota Bogor, serta jajaran Pemkot Bogor.
Baca Juga: Ratusan Massa Demo! Warga Cigudeg Tuntut Dedi Mulyadi Buka Lagi Truk Tambang
Stunting Jadi Fokus Nasional
Langkah Kota Bogor ini sejalan dengan program nasional yang menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2024–2025. Pemerintah pusat melalui berbagai kementerian terus mendorong daerah agar lebih agresif melakukan intervensi, baik dari sisi kesehatan, gizi, hingga pendidikan keluarga.
Kota Bogor sendiri menempuh berbagai strategi lintas sektor, mulai dari penguatan posyandu, peningkatan akses gizi, program pemberdayaan keluarga, hingga pelatihan kader kesehatan.
Dengan pendekatan satu komando, harapannya penanganan stunting di Kota Bogor dapat lebih cepat terasa hasilnya dan berdampak pada peningkatan kualitas generasi mendatang.
Baca Juga: Geger! Dedi Mulyadi Hentikan Tambang di Parung Panjang, Warga Sorak-Sorai Pengusaha Meradang
Harapan Ke Depan
Jenal menegaskan, penanganan stunting bukan hanya urusan pemerintah semata. Keterlibatan masyarakat, swasta, hingga lembaga pendidikan juga sangat penting.
“Ini bukan hanya soal angka, tapi soal masa depan anak-anak kita. Semua pihak harus bergerak bersama, saling melengkapi, dan bekerja dengan hati,” pungkasnya.