informasi

Dari Pajak ke Tuntutan Lainya: Dinamika Gerakan Warga Pati Menjelang Aksi 13 Agustus

Minggu, 10 Agustus 2025 | 12:25 WIB
Supriyono Botok dan Teguh Istiyanto koordinator di Aliansi Masyarakat Pati Bersatu menyatakan akan tetap menggelar demo pada 13 Agustus 2025. (Tangkapan Layar Instagram)

Analisis: Gerakan yang Menjadi Simbol Perlawanan Lokal

Pengamat politik lokal menilai fenomena ini sebagai contoh transformasi gerakan warga dari isu tunggal (single-issue movement) menjadi gerakan sosial-politik yang lebih luas.

“Awalnya hanya soal pajak, tapi faktor emosional dari pernyataan bupati, ditambah pengalaman warga yang merasa kurang dilibatkan dalam pengambilan kebijakan, membuat protes ini berkembang menjadi simbol perlawanan,” ujar seorang akademisi Universitas Diponegoro yang mengikuti perkembangan ini.

Baca Juga: Sindiran Gubernur Jateng untuk Bupati Pati: Jangan Arogan, Dengarkan Aspirasi Warga!

Fenomena ini juga menunjukkan bagaimana komunikasi politik yang keliru dapat memperluas skala konflik, bahkan setelah substansi kebijakan sudah dibatalkan.


Dampak dan Prediksi Pasca 13 Agustus

Aksi 13 Agustus diprediksi akan menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Kabupaten Pati. Selain membawa pesan langsung kepada Bupati Sudewo, aksi ini juga akan menjadi ujian bagi aparat keamanan dalam menjaga kondusivitas wilayah.

Jika tuntutan warga tidak direspons secara konstruktif, gelombang protes bisa berlanjut dalam bentuk aksi lanjutan atau bahkan memengaruhi peta politik lokal menjelang pemilu daerah.

Bagi pemerintah daerah, momen ini bisa menjadi titik balik — apakah memilih jalur dialog terbuka dan partisipatif, atau justru menutup diri yang berpotensi memperburuk krisis kepercayaan.

 

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB