Catatanfakta.com -, Medan – Fenomena alam yang membuat air Danau Toba terlihat keruh dalam beberapa waktu terakhir telah menghebohkan masyarakat, khususnya di kawasan Pulau Samosir. Gambar dan video mengenai kejadian ini bahkan viral di media sosial, memunculkan berbagai spekulasi dari warganet. Menanggapi hal ini, Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam dan telah mengambil langkah konkret untuk menelusuri penyebabnya.
Dalam kunjungannya ke Stasiun Utama Sumatera Utara (SUSU) di Komplek Sport Center, Desa Sena, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (27/7/2025), Bobby mengatakan bahwa sampel air Danau Toba telah diambil untuk diuji di laboratorium.
"Lagi menunggu hasil lab, hasil penelitian," ujar Bobby kepada wartawan.
Baca Juga: MENHUT RAJA JULI: KARHUTLA 2025 TERKENDALI BERKAT KERJA SAMA SEMUA PIHAK
Ada Dugaan Penurunan Muka Air
Meski hasil resmi dari uji laboratorium masih belum keluar, Bobby menyampaikan bahwa salah satu kemungkinan penyebab keruhnya air Danau Toba adalah menurunnya permukaan air. Menurut para ahli yang telah dimintai pendapat oleh Pemprov Sumut, kondisi cuaca ekstrem dan perubahan iklim lokal bisa menjadi faktor utama.
"Salah satu kemungkinan, ya. Tapi kita masih menunggu hasil lab. Kemungkinan karena menurunnya muka air Danau Toba," katanya.
Saat ditanya apakah fenomena ini akan berdampak terhadap proses revalidasi status UNESCO Global Geopark Kaldera Toba, Bobby menyebut bahwa pihaknya telah menjelaskan kepada tim asesor bahwa perubahan warna air tersebut adalah akibat fenomena alam.
"Kita sudah sampaikan kalau ini pengaruh alam, pengaruh cuaca. Tentunya ini tidak ada yang bisa disalahkan," tegas Bobby.
Baca Juga: Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni Kembali Jabat Sekjen PSI, Ternyata Inilah Kiprah Lengkapnya di PSI
Optimisme di Tengah Tantangan Revalidasi Geopark
Revalidasi status Geopark Kaldera Toba oleh UNESCO telah berlangsung sejak 21 Juli 2025 dan telah resmi berakhir. Proses ini merupakan bagian penting dari upaya mempertahankan pengakuan internasional terhadap kekayaan geologis dan ekologis kawasan Danau Toba.
Bobby optimistis bahwa hasil revalidasi akan positif. Menurutnya, seluruh kegiatan dan persiapan telah dilakukan dengan baik, dimulai dari level kabupaten hingga provinsi, dengan dukungan penuh dari berbagai pihak termasuk pemerintah pusat.
"Mudah-mudahan optimis, kita sudah buat kegiatan dari tingkat kabupaten ke provinsi, hingga proses pengajuan ke tingkat internasional," ujarnya dalam jamuan makan malam bersama tim asesor UNESCO di Rumah Dinas Gubernur, Medan, Kamis malam (24/7/2025).
Bobby menegaskan pentingnya menjaga kelestarian Danau Toba bukan hanya untuk pariwisata, tetapi juga demi kelangsungan adat, budaya, dan kehidupan masyarakat sekitar.
"Menjaga Danau Toba ini bukan cuma soal geopark, tapi juga menjaga kehidupan dan warisan dari leluhur kita, yang juga adalah anugerah dari Tuhan," ucapnya.
Baca Juga: Kaesang Umumkan Sosok Sekjen Dan Bendum PSI Periode 2025–2030 Siapa Kah Dia?
Catatan dari Tim Asesor UNESCO
Usai proses revalidasi, tim asesor memberikan beberapa catatan penting yang akan menjadi bahan evaluasi ke depan. Gubernur Bobby menyambut baik masukan tersebut dan berjanji untuk menjadikannya sebagai pedoman dalam pengelolaan kawasan Danau Toba secara berkelanjutan.
"Kami berterima kasih sudah diberikan catatan. Ini bukan hanya untuk mendapat penilaian baik, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab menjaga alam," tegas Bobby.
Dukungan Kuat dari Semua Pihak
Sementara itu, General Manager Geopark Kaldera Toba, Azizul Kholis, menegaskan bahwa seluruh rangkaian revalidasi dilakukan dalam waktu relatif singkat, namun berjalan efektif berkat komitmen penuh dari seluruh elemen.