Catatanfakta.com -, Jakarta – Sebuah momen tak terduga dari konser Coldplay baru-baru ini menjadi pusat sorotan media global. Bukan karena penampilan memukau sang band, melainkan rekaman kiss cam yang viral dan memperlihatkan momen mesra antara dua eksekutif perusahaan teknologi asal Amerika: Andy Byron, CEO Astronomer, dan Kristin Cabot, kepala HRD di perusahaan yang sama.
Yang membuat publik geger bukan hanya karena keduanya telah menikah dengan pasangan masing-masing, tetapi juga karena hubungan itu mematahkan stereotip umum soal perselingkuhan. Dalam dunia yang kerap menarasikan pria paruh baya sukses meninggalkan pasangannya demi perempuan muda nan memesona, Andy Byron justru terlihat bermesraan dengan rekan kerja yang lebih tua dua tahun darinya, yakni Kristin Cabot (52), sementara sang istri, Megan, berusia 50 tahun.
Fenomena ini pun melahirkan istilah baru yang kini viral di media sosial: “Coldplayed” — istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengetahui pasangannya berselingkuh lewat momen publik di konser Coldplay.
Baca Juga: Farel Prayoga Hadapi Cobaan Ayah Ditangkap karena Judi Online, Ini Respons Bijaknya
Lebih Dari Sekadar Daya Tarik Fisik
Menurut pakar hubungan asal Perth, Australia, Louanne Ward, publik perlu mulai melepaskan pandangan usang soal motif perselingkuhan. Lewat wawancaranya dengan Daily Mail, Louanne memberikan analisis yang mendalam tentang dinamika psikologis di balik kasus ini.
“Masyarakat terlalu terpaku pada stereotip bahwa pria paruh baya akan menukar pasangannya dengan perempuan muda. Tapi dalam kasus ini, yang terjadi justru sebaliknya,” ujar Louanne.
Ward menilai bahwa hubungan antara Byron dan Cabot tidak lahir dari dorongan fisik atau status, melainkan karena resonansi emosional yang kuat. Cabot, sebagai sosok wanita mapan, sudah menikah, memiliki karier, dan tidak tampak berada dalam posisi subordinat terhadap Byron—membuat hubungan mereka tampak lebih setara.
“Tidak ada ketimpangan kekuasaan yang jelas di sini, tidak ada ketergantungan finansial, dan tidak ada manipulasi. Itu menunjukkan bahwa mereka terhubung secara emosional, bukan sekadar fisik,” tegas Louanne.
Baca Juga: Bidi Soediro Bongkar Perselingkuhan, Ngaku Jadi Korban KDRT 'Saya Diseret, Dicekik, Dilempar'
Kebutuhan Emosional yang Tak Terpenuhi
Perselingkuhan dalam bentuk seperti ini, menurut Ward, sering kali menjadi cerminan dari kekosongan batin yang tidak disadari atau tidak tertangani.
“Kadang seseorang berselingkuh bukan karena ingin yang lebih muda atau lebih menarik, tapi karena mencari rasa dihargai, didengarkan, atau koneksi yang terasa hilang dalam hubungan utama mereka,” jelasnya.
Louanne juga menyoroti bahwa hubungan di tempat kerja bisa menjadi pemicu tersendiri, karena adanya interaksi intens, kepercayaan, dan waktu yang dihabiskan bersama.
“Emosi tumbuh dari rutinitas harian. Ketika seseorang merasa lebih dimengerti dan dihargai oleh orang lain—terutama dalam konteks pekerjaan yang menuntut—batasan pribadi bisa kabur.”
Baca Juga: Pinkan Mambo dan Donat Rp 200 Ribu Antara Cita Rasa, Harga, dan Hati yang Terluka
Tidak Ada Pembenaran, Tapi Ada Pelajaran
Meski begitu, Louanne tetap menegaskan bahwa perselingkuhan tidak pernah bisa dibenarkan. Terlepas dari koneksi atau ketidakpuasan dalam hubungan, bentuk penghianatan tetap menyisakan luka yang dalam, baik bagi pasangan, keluarga, maupun reputasi pribadi.
“Perselingkuhan jarang sekali berakhir bahagia. Biasanya, itu meninggalkan reruntuhan di banyak sisi. Yang harus dikejar seharusnya adalah kejujuran emosional sejak awal,” tutupnya.
Dampak Langsung: Karier dan Keluarga Terkapar
Akibat dari skandal ini, Andy Byron resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Astronomer. Perusahaan juga sedang melakukan penyelidikan internal menyusul dugaan pelanggaran etika profesional.