informasi

BMKG dan BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam Demi Lindungi Jabodetabek

Jumat, 11 Juli 2025 | 12:40 WIB
Ilustrasi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan didominasi oleh cuaca hujan ringan pada Sabtu, 5 April 2025. (pixabay)

Catatanfakta.com - Saat sebagian besar warga Jabodetabek tengah bersiap menyambut malam dengan secangkir teh dan suara hujan yang menenangkan, sekelompok orang di Lanud Halim Perdanakusuma justru berjibaku memantau awan dan mengatur strategi udara.

Sejak 7 Juli 2025, Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) digelar 24 jam nonstop oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Target mereka jelas: meredam intensitas hujan ekstrem yang mengintai Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi—kawasan padat penduduk yang kerap menjadi langganan banjir.

Langkah Strategis Pemerintah

Tri Handoko Seto, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, menyebut operasi ini sebagai bagian dari strategi nasional menghadapi perubahan iklim yang kian tak terduga. Dengan pemodelan cuaca yang terus diperbarui secara real-time dan kerja sama lintas sektor, pemerintah berusaha memperkuat kapasitas mitigasi bencana.

"Ini bukan sekadar eksperimen. Ini strategi berbasis data dan sains. Kami memantau setiap jam, menilai efektivitas, dan memberi masukan teknis kepada BNPB," kata Seto dalam keterangan tertulis, Kamis (10/7).

Dalam praktiknya, 18 sorti penerbangan telah dilakukan hingga 10 Juli, melibatkan dua operator swasta: PT Alkonost dan PT Makson. Setiap sorti menyemai lebih dari 12 ton garam (NaCl) dan 3,6 ton kalsium oksida (CaO) ke awan-awan yang berpotensi membentuk hujan deras.

Baca Juga: Gagal Bangun Pabrik di Meksiko, BYD Terjepit Tekanan Politik AS dan Regulasi Lokal

Tantangan Cuaca, Perjuangan dari Udara

Hari pertama operasi sempat terganggu oleh cuaca buruk di sekitar Lanud Halim. Namun, respons cepat berupa penambahan armada pesawat dari BNPB membuat operasi kembali optimal. Hasilnya mulai terlihat sejak 8 Juli—curah hujan di sejumlah titik Jabodetabek mulai menurun.

Namun tantangan bukan berhenti di sana. Wilayah utara Pulau Jawa, termasuk Jakarta dan Karawang, masih menunjukkan pertumbuhan awan konvektif yang aktif, terutama di sore hari.

"Kami pantau terus dengan radar. Jika awan hujan terbentuk di laut dan menuju darat, penyemaian dilakukan di laut dulu agar hujan turun sebelum mencapai permukiman padat," ujar Budi Harsoyo, Direktur Operasi Modifikasi Cuaca BMKG.

Baca Juga: Melly Mike Siap Guncang Riau, Aura Farming dan 'Young Black and Rich' Hidupkan Pacu Jalur 2025

Pendanaan dan Kolaborasi

Seluruh pendanaan untuk operasi besar ini ditanggung oleh BNPB, sementara BMKG mengemban tugas teknis dan pengawasan ilmiah. Dua pesawat dikerahkan penuh untuk menembus awan dan menyemai zat pemicu hujan di lokasi-lokasi yang telah dipetakan.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB