Secara legal, klub ini berada di bawah naungan PT Persikas Bangkit Juara, dengan Ahmad Buhori sebagai pimpinan dan Oom Abdurohman sebagai manajer klub.
Klub Milik Swasta, Stadion Milik Pemerintah
Meski dikelola swasta, banyak yang menilai Persikas adalah milik publik karena memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan warga Subang. Apalagi stadion tempat mereka berlaga masih milik pemerintah daerah.
Inilah yang membuat suporter merasa berhak menyuarakan pendapat ketika muncul kabar miring tentang klub kesayangan mereka.
Baca Juga: Mayoritas Pekerja Indonesia Hanya Lulusan SD, BPS Ungkap Realita Dunia Kerja 2025
Persikas di Liga 2: Bangga, tapi Tetap Was-Was
Musim ini, Persikas Subang berhasil bertahan di kasta kedua sepak bola nasional bersama PSKC Cimahi sebagai dua perwakilan dari Jawa Barat.
Namun keberhasilan ini tak membuat suasana sepenuhnya tenang. Di balik euforia, tersimpan rasa khawatir soal arah kebijakan klub, transparansi manajemen, hingga kekhawatiran bahwa klub akan "lepas dari tangan rakyat."
Baca Juga: Rosan Roeslani Bantah Kabar Ray Dalio Mundur dari Danantara 'Baru Minggu Lalu Ketemu Timnya'
Reaksi Publik: Netizen Terbelah
Usai insiden itu, akun Instagram resmi Persikas langsung jadi sasaran amukan netizen. Komentar bernada kecewa hingga marah membanjiri unggahan-unggahan terakhir klub.
Sebagian menyebut aksi suporter sebagai “norak”, tidak menghormati forum publik. Namun sebagian lainnya membela mereka sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakjelasan nasib klub.
Baca Juga: Resmi Berganti Nama, Bank Jasa Jakarta Kini Menjadi Bank Saqu, Transformasi Digital Dimulai!
Politik dan Sepak Bola: Haruskah Dipisahkan?
Insiden ini memunculkan pertanyaan penting: apakah wajar menyuarakan aspirasi sepak bola dalam forum politik?
Jawabannya mungkin tak hitam-putih. Namun yang jelas, suporter hari ini bukan sekadar penonton. Mereka punya suara, bahkan keberanian untuk menyampaikannya — meski dengan risiko menuai amarah pejabat publik.
Baca Juga: Resmi Berganti Nama, Bank Jasa Jakarta Kini Menjadi Bank Saqu, Transformasi Digital Dimulai!
Energi Suporter, Aset atau Gangguan?
Peristiwa di Ciasem bisa menjadi bahan refleksi bersama. Bahwa suporter adalah bagian dari ekosistem sepak bola yang hidup dan kritis. Jika dikelola dengan bijak, mereka bisa menjadi kekuatan besar untuk memajukan klub.
Namun jika diabaikan atau ditekan, mereka bisa menjadi bara api yang siap menyulut konflik. Maka diperlukan komunikasi terbuka antara manajemen klub, pemerintah daerah, dan para suporter — agar Persikas tetap menjadi kebanggaan, bukan bahan pertikaian.