Catatan fakta.com -, Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (Demul), melontarkan peringatan keras kepada para pendukung Persib Bandung atau bobotoh yang merusak fasilitas Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat merayakan kemenangan Persib di Liga 1.
Lewat akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Demul mengunggah video perayaan di GBLA yang menunjukkan sejumlah bobotoh merusak rumput lapangan dan jaring gawang. Dalam keterangannya, ia menyebut langkah pidana atau pembinaan di barak militer akan diambil terhadap para pelaku.
“Proses pidana atau barak militer adalah solusi untuk Anda sekalian,” tulis Dedi, Senin (26/5).
Baca Juga: Trump Murka Usai Rusia Gempur Ukraina, 'Ada yang Berubah dari Putin'
Bobotoh Dewasa Bisa Dipenjara, Anak-anak Dibina di Barak
Demul menegaskan bahwa para pelaku yang terekam dalam video akan ditindak. Mereka yang sudah dewasa akan diproses secara hukum jika terbukti bersalah, sementara pelaku yang masih di bawah umur akan dibawa ke barak militer untuk menjalani pembinaan.
“Tunggu aparat akan segera datang menjemput untuk dilakukan klarifikasi dan pemeriksaan. Apabila terbukti itu pidana, maka agar diproses,” ujar Demul.
“Apabila di bawah umur, maka barak militer adalah tempat untuk Anda semua, dilakukan pembinaan sampai Anda menyadari bahwa tindakan Anda memang salah,” tambahnya.
Baca Juga: Jakarta Bidik 50 Besar Kota Global di 2029, Gubernur Pramono Saya Hakulyakin Bisa
Perayaan Jangan Langgar Hukum
Dedi juga menyayangkan aksi anarkis yang mencoreng momen euforia juara. Ia menekankan bahwa mencintai klub kebanggaan tak bisa dibenarkan jika disertai tindakan destruktif.
“Momen Persib juara tidak boleh dirusak dengan aksi melawan hukum. Kita bangga, tapi harus tetap tertib dan bertanggung jawab,” katanya.
Sebelumnya, aksi sebagian bobotoh yang menerobos lapangan, merusak rumput, dan jaring gawang di GBLA viral di media sosial.
Baca Juga: Pengusaha China di Indonesia Sepakat Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Video tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari pengelola stadion dan netizen yang mengecam aksi tersebut sebagai bentuk fanatisme buta.