Catatanfakta.com -, Bogor, 13 Mei 2025 — Jumlah korban keracunan massal akibat konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor terus bertambah.
Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat total 223 siswa dari tingkat TK hingga SMA mengalami gejala keracunan hingga Senin (12/5).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan bahwa penyelidikan epidemiologi telah dilakukan terhadap 13 sekolah yang terlibat.
"Korban yang terdata hari ini sebanyak 9 orang, sehingga total korban menjadi 223 orang," ujar Sri pada Selasa (13/5/2025).
Baca Juga: Ledakan Amunisi Tewaskan 13 Orang di Garut, DPR Desak Investigasi Mendalam: Ini Kejadian Fatal!
Dari total korban, 45 siswa menjalani rawat inap, 49 rawat jalan, dan 129 lainnya mengalami keluhan ringan. Sri menambahkan bahwa jumlah korban masih mungkin bertambah seiring dengan pendataan lanjutan.
"Dinas Kesehatan terus berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang terpapar jika ada penambahan kasus dan koordinasi dengan rumah sakit untuk penanganan pasien dengan baik," jelasnya.
Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengungkapkan bahwa menu telur ceplok bumbu barbekyu dan tumis tahu tauge yang disajikan dalam program MBG diduga menjadi penyebab utama keracunan. "Telur ceplok bumbu barbekyu itu ternyata dimasak malam hari, dan baru disajikan keesokan harinya pada siswa," kata Dedie.
Baca Juga: Tragedi Maut di Garut: 13 Tewas Akibat Ledakan Amunisi, DPR Desak Investigasi Mendalam
Hasil pemeriksaan laboratorium dari Labkesda Kota Bogor menunjukkan bahwa beberapa sampel makanan mengandung bakteri E.coli dan Salmonella.
Dedie menambahkan bahwa uji laboratorium juga dilakukan terhadap air yang dikonsumsi dan pemeriksaan langsung pada tubuh korban keracunan, namun hasilnya belum dapat diketahui dalam waktu dekat.
Pemerintah Kota Bogor mengimbau agar siswa yang terdampak segera mendapatkan perawatan medis. Biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah.
Dedie juga menekankan pentingnya evaluasi dan perbaikan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penyediaan makanan sekolah agar kejadian serupa tidak terulang.