catatanfakta.com - Subang sedang bersiap menghadapi sebuah gelombang perubahan besar. Dengan lahan 108 hektare di kawasan industri Subang Smartpolitan, Build Your Dream (BYD) dari Tiongkok tak hanya membangun pabrik mobil listrik, tapi juga membangun harapan. Sebanyak 18 ribu lapangan kerja baru akan tercipta, dan denyut kehidupan masyarakat Subang siap bertransformasi.
Muhammad Romli, Wakil Ketua Komisi III DPRD Jabar, mengungkapkan optimismenya terhadap mega proyek ini. "Bayangkan, 18 ribu tenaga kerja baru tercipta hanya dari satu kawasan. Ini bukan sekadar investasi biasa, ini penyelamat ekonomi," ujarnya penuh semangat. Ia menegaskan keberhasilan ini tak lepas dari langkah Gubernur Jabar yang berhasil menggaet investor kelas dunia.
Namun Romli tak menutup mata terhadap tantangan yang membayangi. Kehadiran ahli teknologi asing diakui akan terjadi, tapi dia mengingatkan agar SDM lokal tidak hanya jadi penonton. "Ahli teknologi dari luar penting untuk transfer ilmu, tapi tenaga kerja lokal harus jadi prioritas. Kita harus serap ilmunya, bukan hanya menyambut tamu," katanya dengan nada penuh tekanan.
Baca Juga: Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Ruhyat Nugraha Ucapkan Selamat Hari Disabilitas International
Romli juga menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang diharapkan harus benar-benar menyentuh rakyat kecil. "Masyarakat sekitar harus diberi ruang. Kalau daya beli meningkat, UMKM akan bermunculan, ekonomi rakyat akan menggeliat," tandasnya.
Alasan Subang menjadi pilihan utama para investor pun sangat strategis. Selain ongkos tenaga kerja yang lebih terjangkau dibanding Jabodetabek, keberadaan Pelabuhan Patimban dan jaringan tol memperkuat posisi Subang sebagai simpul logistik baru. "Pelabuhan Patimban adalah game changer, para investor sudah tentu menghitung ini," tambah Romli.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, ikut bersuara keras mengenai perlunya keberpihakan nyata kepada warga lokal. Dalam dunia yang makin dikuasai oleh kecanggihan robot dan kecerdasan buatan, Dedi memperingatkan agar manusia tetap menjadi aktor utama. "Warga Subang yang terampil harus menjadi prioritas. Kita tidak boleh dikalahkan oleh mesin," serunya.
Baca Juga: Gelombang Baru Harapan di Subang: 18 Ribu Lapangan Kerja Menanti dari Investasi Mobil Listrik
Fakta di lapangan berbicara keras. Angka pengangguran di Jabar mencapai 6,75 persen, tertinggi se-Indonesia. Kesenjangan ekonomi pun membentang lebar, jauh di atas rata-rata nasional. Di tengah angka-angka kelam itu, hadirnya investasi raksasa ini seolah menjadi pertaruhan besar: apakah Subang bisa bangkit atau justru terseret gelombang?