informasi

Di Ujung Jari: Bagaimana Media Sosial Membentuk Ulang Nilai Pancasila?

Selasa, 31 Desember 2024 | 18:09 WIB
ilustrasi-pancasila-shutterstock

catatanfakta.com - Di era digital yang serba cepat, media sosial telah menjadi pusat interaksi masyarakat modern. Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook tidak hanya menjadi sarana berbagi cerita, tetapi juga medan perang ideologi.

Tak terkecuali, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan diri dengan dinamika zaman.

Dr. Rina Wulandari, seorang peneliti komunikasi digital, menyebutkan bahwa "algoritma media sosial sering kali menciptakan ruang gema yang memperkuat polarisasi." Hal ini menjadi ancaman nyata bagi penerapan nilai-nilai Pancasila, terutama ketika disinformasi dan ujaran kebencian mendominasi percakapan daring.

Baca Juga: Hari Lahir Pancasila: Ketua DPRD Bogor Ajak Amalkan Nilai-Nilai Luhur Pancasila

Generasi muda, sebagai pengguna utama media sosial, sering kali terpapar konten yang menggiring pada pemahaman ideologi transnasional.

Minimnya literasi digital memperbesar risiko ini, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Budi Susanto: "Tanpa pemahaman mendalam tentang Pancasila, generasi muda mudah terpengaruh oleh narasi yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan."

Namun, era digital bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk memperkuat Pancasila. Kampanye kreatif seperti #BijakBermedia menunjukkan bagaimana nilai-nilai luhur bangsa dapat dikomunikasikan dengan cara yang menarik.

Baca Juga: Bamsoet Menyatakan Dunia Internasional Mengagumi Pancasila

Dengan memanfaatkan video pendek, infografis, dan kolaborasi dengan influencer, kampanye ini berhasil menarik perhatian masyarakat terhadap pentingnya literasi digital berbasis Pancasila.

Selain itu, inisiatif berbasis teknologi seperti pengembangan game edukasi bertema Pancasila atau penggunaan augmented reality (AR) dapat menjadi pendekatan inovatif dalam mengenalkan ideologi ini kepada generasi muda.

"Pancasila harus diterjemahkan ke dalam bahasa digital yang relevan dengan anak muda," ujar Dita Anggraini, seorang kreator konten sosial.

Baca Juga: 1 Juni: Hari Pancasila atau Orang Tua Sedunia atau Terumbu Karang Sedunia?

Kunci keberhasilan lainnya terletak pada kolaborasi komunitas. Gerakan sosial digital yang mengangkat nilai gotong royong, seperti penggalangan dana online atau aksi solidaritas virtual, mampu membumikan Pancasila di dunia maya.

Dalam hal ini, media sosial menjadi sarana untuk menghidupkan semangat kebersamaan yang terkadang memudar di kehidupan nyata.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB