catatanfakta.com - Perekonomian Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang menggembirakan meskipun di tengah tantangan global yang cukup berat. Bank Indonesia (BI) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan terus membaik, didorong oleh kebijakan strategis yang diambil bersama pemerintah.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam pernyataannya pada 1 Desember 2024, menegaskan, "Prospek ekonomi Indonesia akan semakin cerah ke depan," dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2025 diperkirakan berada di kisaran 4,8–5,6%.
Optimisme ini tidak lepas dari peran penting konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang menunjukkan perbaikan. Perry menekankan bahwa sinergi antar kebijakan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan dan mendorong transformasi ekonomi.
Baca Juga: Transformasi Digital: Bagaimana Pemkab Bogor Mencetak Prestasi Gemilang di Ekonomi Digital?
"Bank Indonesia telah menetapkan lima pilar utama dalam bauran kebijakan untuk memperkuat stabilitas dan mempercepat transformasi ekonomi nasional," tambahnya.
Pilar-pilar tersebut mencakup stabilitas makroekonomi, peningkatan produktivitas, pendalaman pasar keuangan, penguatan konsumsi dan investasi, serta akselerasi digitalisasi ekonomi.
Dalam upaya menciptakan pasar keuangan yang modern, BI meluncurkan Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Valas (BPPU) 2025–2030. Langkah ini bertujuan untuk mendukung pembiayaan ekonomi secara berkelanjutan. Perry juga menyoroti pentingnya digitalisasi sistem pembayaran, dengan target 58 juta pengguna QRIS hingga 2025.
Baca Juga: UMKM: Pilar Utama dalam Membangun Ekonomi Lokal yang Kuat dan Berkelanjutan!
Namun, meski optimis, BI tetap waspada terhadap tantangan global yang dapat memengaruhi stabilitas ekonomi nasional. Perry mengingatkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi global, suku bunga tinggi di negara maju, dan fluktuasi nilai tukar akibat kuatnya dolar AS adalah beberapa ancaman yang harus dihadapi.
"Indonesia perlu mengambil langkah pre-emptive untuk menghadapi dampak dari kondisi global tersebut," ujarnya.
Kebijakan moneter BI ke depan akan tetap fokus pada stabilitas nilai tukar Rupiah dan pencapaian sasaran inflasi. Pendekatan ini dilakukan secara proaktif untuk memastikan ekonomi domestik mampu bertahan di tengah ketidakpastian global.
Baca Juga: DPRD Bogor Setujui Raperda Baru: Apa Dampaknya bagi Ekonomi Lokal?
Selain itu, kebijakan makroprudensial yang akomodatif akan dilanjutkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk insentif likuiditas bagi sektor prioritas.
Digitalisasi juga menjadi fokus utama, dengan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025–2030 yang bertujuan untuk menjaga efisiensi dan integrasi sistem pembayaran domestik.