informasi

Saat Penjualan Lesu, Perusahaan SolarEdge Potong 400 Karyawan di Tel Aviv

Selasa, 16 Juli 2024 | 18:21 WIB
Ilustrasi PHK. (Foto: Katadata.co.id)

catatanfakta.com - Perusahaan energi terbarukan asal Israel, SolarEdge Technologies, akan melakukan PHK massal terhadap 400 karyawannya terutama di Tel Aviv.

Keputusan ini diambil untuk memulihkan profitabilitas keuangan perusahaan yang terkena dampak penjualan yang merosot tajam sepanjang akhir 2023, atau sejak perang meletus yang menyebabkan kelebihan inventaris, dengan saham perusahaan yang telah anjlok 66 persen sejak awal tahun.

Sebelumnya, pada awal tahun ini, perusahaan ini telah mengumumkan bahwa pihaknya akan memberhentikan sekitar 16 persen tenaga kerja globalnya sebagai solusi dari masalah penjualan yang merosot tajam serta memulihkan profitabilitas keuangan perusahaan.

Baca Juga: Gaza Butuh 15 Tahun untuk Bersihkan Puing-Puing Akibat Perang Israel, Menurut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA)

Perusahaan ini tercatat memiliki 5,633 karyawan pada akhir Desember 2023 lalu. Namun, mereka memutuskan melakukan PHK massal terhadap 400 karyawan, dengan 200 di antaranya dari Israel akibat kinerja keuangan yang terus melemah.

Langkah ini mencakup seluruh departemen di perusahaan. Seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (16/7), langkah ini diambil untuk memulihkan profitabilitas keuangan perusahaan, di tengah lesunya penjualan.

"Langkah ini mencakup seluruh departemen," kata pihak perusahaan dalam sebuah surat kepada karyawannya.

Baca Juga: PBNU: Lima Orang Nahdliyin yang Temui Presiden Israel Tanpa Izin dan Mendapat Kecaman

SolarEdge Technologies merupakan perusahaan yang fokus pada teknologi inverter tenaga surya.

Perusahaan ini memiliki pusat penelitian dan pengembangan di Israel, Amerika Serikat, dan Jerman dan memproduksi teknologi konversi energi yang efisien untuk panel surya.

Meskipun Israel dikenal sebagai pusat teknologi yang inovatif dan dinamis, namun, kondisi ini terjadi di tengah penjualan yang merosot tajam, menurunnya aktivitas korporasi di berbagai sektor, kurangnya tenaga kerja, hingga biaya hidup yang tinggi yang sedang dialami warga Israel di tengah konflik yang masih terus berlanjut.

Baca Juga: Muslim Palestina Salat Idul Adha 1445 H, Meskipun Dalam Penjagaan dan Pembatasan Akses Oleh Pasukan Israel

Sejak perang antara tentara Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, sekitar 40.000 perusahaan di Israel dilaporkan telah gulung tikar, dengan lebih banyak perusahaan di Tel Aviv diyakini akan bangkrut pada tahun ini. Hal ini membuat sektor industri di Israel tengah menemui tantangan besar.

SolarEdge melaporkan kerugian bersih perusahaan sebesar 157 juta Dolar AS (Rp2,5 triliun) pada kuartal I-2024 dengan kerugian kuartalan ketiga berturut-turut.

Halaman:

Tags

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB