Catatanfakta.com - Seperti yang kita ketahui, kasus penguntitan yang menimpa Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) yaitu Febrie Adriansyah oleh anggota Detasemen Khusus Antiteror (Densus 88) Polri, menjadi sorotan publik belakangan ini.
Namun, seiring berjalannya waktu, muncul banyak fakta dan polemik yang mungkin membuat masyarakat bingung. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara lengkap tentang kasus penguntitan tersebut.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, membenarkan bahwa peristiwa penguntitan tersebut benar terjadi.
Baca Juga: Kehadiran Mendadak dari Pendiri SM Entertainment, Lee Soo Man di Acara Undangan CISAC
Ketut mengatakan bahwa pihak Kejaksaan menemukan sejumlah data pribadi Febrie dalam telepon genggam anggota Densus 88 yang tertangkap, yang membuktikan bahwa profiling Jampidsus memang dilakukan.
Pasca kejadian tersebut, anggota Densus 88 yang menguntit Febrie sempat dibawa ke Kantor Kejaksaan Agung oleh Polisi Militer yang mengawal Febrie.
Namun, pada saat pemeriksaan, baru diketahui bahwa ia adalah seorang anggota Polri. Akibatnya, pihak Kejaksaan Agung menyerahkan kasus tersebut ke Paminal Polri untuk diproses lebih lanjut.
Baca Juga: Mengapa Bayern Munchen Memilih Vincent Kompany Sebagai Pelatih Baru?
Namun, Febrie Adriansyah sendiri enggan berkomentar banyak terkait insiden tersebut. Dia mengatakan bahwa polemik ini sudah menjadi persoalan institusi antara Kejaksaan Agung dan Polri.
Menurutnya, pertanyaan mengenai kasus tersebut seharusnya disampaikan ke Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung karena telah mendapat arahan dari Jaksa Agung. Febrie juga mengatakan bahwa ini adalah persoalan institusi, bukan persoalan pribadi.
Dari sisi kronologi, peristiwa penguntitan terjadi pada tanggal 19 Mei 2024 sekitar pukul 20.00 hingga 21.00 WIB di salah satu restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Aplikasi Penghasil Uang MSL Banyak Disebut Bakal Scam, Waspadai Berbagai Gejalanya
Dua orang pria berpakaian santai tiba di restoran dan meminta tempat di area merokok di lantai dua, yang ternyata merupakan tempat Febrie sedang makan di ruang VIP yang berdinding kaca.
Kedua orang tersebut kemudian terus menggunakan masker dan hanya merokok sesekali, namun satu dari mereka diduga menggunakan alat perekam untuk merekam ruangan Febrie.