catatanfakta.com - Kasus pemalsuan pelat mobil dinas anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akhirnya terbongkar. Barisan mobil mewah seperti Tesla hingga Mercedes-Benz dengan pelat dinas DPR palsu dijadikan bahan pemeriksaan oleh pihak kepolisian.
Kasus ini melibatkan 5 tersangka dan 8 mobil yang beserta pelat palsunya berhasil diamankan oleh Polda Metro Jaya.
Dalam keterangan beberapa sumber yang dihubungi, diduga bahwa modus operandi yang dilakukan adalah dengan membuat pelat palsu sebagai kendaraan dinas anggota DPR untuk menikmati sederet fasilitas yang diperoleh oleh anggota DPR.
Baca Juga: Review Mazda 626 Capella: Mobil Mewah Berfitur Lengkap pada Zamannya
Kasus ini diawali dengan laporan terkait keberadaan pembuatan pelat palsu anggota DPR. Laporan ini kemudian ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan mendalami kasus tersebut dan berhasil menangkap lima tersangka.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada saat pemeriksaan, polisi menyita beberapa dokumen KTP dan SIM yang diduga palsu.
Dalam pengusutan kasus ini, polisi tiba-tiba menggeledah sebuah mobil box hitam bernomor polisi B 1775 ZNE yang ditumpangi oleh seorang penumpang bersama seorang pengemudi. Diduga, mobil box tersebut digunakan sebagai kendaraan pengantar dokumen-dokumen palsu.
Baca Juga: Liciknya Siasat Pengemudi Fortuner Arogan Buang Pelat TNI Palsu dan Mengumpetkan Mobil
Dalam perkembangan selanjutnya, mobil-mobil yang bermasalah saat ini masih berada di depan gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dan belum dipasang garis polisi.
Soal kronologi kasus dan keterlibatan pengacara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan bahwa akan terus dilakukan pengusutan lebih lanjut.
“Saat ini kami tegaskan ada lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka kemudian delapan mobil diamankan dengan pelat nomernya palsu kemudian ada KTA yang diduga palsu,” jelas Ade Ary.
Baca Juga: Polisi Gagalkan Peredaran Uang Palsu Rp. 15 Triliun Di Jawa Barat
Peristiwa ini tentu mengejutkan dan banyak menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat, khususnya terkait dengan sejauh mana dugaan korupsi terjadi di lingkungan tubuh DPR.
Berbagai pertanyaan muncul mengenai kronologi kasus ini sampai bagaimana modus operandi yang dilakukan oleh tersangka dalam melakukan pemalsuan pelat mobil dinas DPR yang dianggap dapat merugikan negara. Dalam konteks keamanan negara, aksi pemalsuan oleh orang-orang yang telah diangkat untuk melayani kepentingan negara jelas sangat merugikan publik.