catatanfakta.com - Ibu kandung Mahesya Putra (18 tahun) yang menjadi salah satu dari 11 korban meninggal dunia kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, Sabtu (12/5/2024) tak kuasa menahan tangis ketika jenazah almarhum diturunkan dari mobil ambulan.
Rosdiana, demikian nama ibu tersebut, mengenang sosok anak sulungnya yang sangat baik, hormat kepada orang tua, mudah bergaul dengan siapapun di lingkungan sekitar, dan merupakan anak laki-laki satu-satunya dari lima bersaudara. Almarhum Mahesya juga bercita-cita ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan ingin membahagiakan orang tua.
"Saya bilang ke dia, enggak bisa ngasih ongkos banyak, dia bilang cukup ga ya bu, dia mau belikan oleh-oleh buat adiknya," ungkap Rosdiana yang menambahkan bahwa Mahesya bersama teman-temannya berangkat pada Jumat (10/5/2024) pagi untuk menghadiri acara kegiatan perpisahan sekolah di Ciater.
Baca Juga: Study Tour di Yogyakarta: Rekomendasi Wisata Edukasi yang Mempesona
Jenazah Mahesya tiba di rumah duka di Jalan Arif Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Ahad (12/5/2024) sekitar pukul 12.10 WIB. Prosesi pemakaman dilakukan di Taman Pemakaman Umat Islam Parungbingung, Rangkapanjaya Baru, Pancoran Mas, Depok Jawa Barat, Ahad (12/5/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Sanak keluarga dan masyarakat setempat ikut mengantar Mahesya dan tiga temannya ke tempat peristirahatan terakhir mereka.
Kecelakaan maut ini terjadi karena bus yang mengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, dengan nomor polisi AD 7524 OG oleng ke kanan dan menabrak mobil Feroza yang berada di jalur berlawanan dan bahu jalan sehingga bus terguling. Akibatnya, 60 orang menjadi korban, 11 di antaranya meninggal dunia.
Diduga kecelakaan tersebut terjadi akibat adanya rem blong pada bus. Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari Desa Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024) pukul 18.45 WIB.
Baca Juga: SMK di Mamuju Dapat Kado Mobil Listrik Wuling Air EV dari Presiden Jokowi
Peristiwa memilukan ini mengundang duka yang mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Depok dan Subang. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.