catatanfakta.com - Kontroversi memuncak di media sosial ketika foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara misterius turun dari dinding Kantor DPD PDIP Sumatera Utara.
Kejadian tersebut menjadi bahan perbincangan hangat setelah foto yang beredar menunjukkan hanya Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin yang tersisa di sebelah kanan lambang Garuda Pancasila.
Situasi semakin memanas dengan munculnya nama Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, yang secara politik tengah bergerak sebagai bakal calon gubernur dari DPD PDIP Sumatera Utara. Spekulasi pun bermunculan mengenai motif di balik penurunan foto Jokowi.
Baca Juga: Arah Politik PDIP dan Sikap Ganjar Pranowo yang Mendeklarasikan Diri sebagai Oposisi
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menanggapi peristiwa tersebut dengan menyatakan bahwa tidak ada instruksi resmi dari DPP PDIP terkait penurunan foto tersebut.
Namun, ia tidak menampik bahwa ekspresi beberapa DPD PDIP di daerah lain yang juga mencopot foto Jokowi.
Kontroversi ini mencuat sebagai bentuk protes terhadap pemimpin yang dianggap tidak mengikuti konstitusi dan undang-undang dengan benar.
Baca Juga: Politisi PDIP, Ganjar Pranowo, Tolak Bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran
Hasto menegaskan bahwa tindakan tersebut adalah respons atas ketidakpatuhan yang dianggap telah dilakukan oleh pemerintah.
Situasi ini menciptakan gelombang reaksi di kalangan masyarakat dan menjadi bahan pembicaraan utama di berbagai platform media sosial.
Dengan pergolakan politik yang semakin memanas, nasib foto Jokowi di dinding kantor PDIP Sumatera Utara menjadi sebuah simbol yang mendalam dalam dinamika politik Indonesia.