Catatanfakta.com - Beberapa waktu lalu, warga di Kabupaten Bandung dikejutkan dengan gempa dengan kekuatan magnitudo 4,2. Meski gempa ini relatif kecil dan tidak menghasilkan kerusakan fisik yang besar, namun tetap menimbulkan kepanikan dan keresahan di kalangan warga setempat.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa pusat gempa tersebut berada di daratan, sekitar 20 kilometer tenggara Kabupaten Bandung.
Ketika terjadi sesuatu yang tidak terduga seperti ini, tentu saja orang-orang bertanya-tanya tentang sejarah geologis daerah tersebut.
Baca Juga: Gempa Magnitude 4,2 di Bandung: Apa Yang Perlu Diketahui
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya gempa di suatu wilayah. Salah satunya adalah letak geografis wilayah tersebut.
Kabupaten Bandung sendiri terletak di wilayah pegunungan, yang berarti adanya aktivitas tektonik yang terus berlangsung dan bisa memicu terjadinya gempa bumi.
Selain itu, penambangan dan pembangunan di wilayah tersebut juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan.
Kegiatan-kegiatan ini bisa memengaruhi stabilitas tanah dan batuan, sehingga memperbesar risiko terjadinya gempa.
Baca Juga: Trik Membeli Tiket Konser Sheila On 7 Di Bandung Agar Tidak Kehabisan
Namun, alih-alih bersikap takut dan khawatir, hal penting yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap bencana alam seperti gempa bumi.
Kita harus belajar bagaimana cara menghadapi, meminimalkan, dan mengurangi risiko dampak yang bisa terjadi setelah terjadi gempa bumi.
Tentu saja, langkah ini tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Dibutuhkan peran aktif dari seluruh masyarakat, instansi terkait, dan pemerintah agar dapat mengurangi dampak yang diakibatkan oleh bencana alam ini.
Baca Juga: May Day 2024: Suara Buruh untuk Menolak Upah Murah
Kita juga perlu lebih memperhatikan penanganan terhadap dampak buruk kegiatan manusia terhadap lingkungan agar kita bisa meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi di masa mendatang.