Catatanfakta.Com - Industri film Indonesia kembali mencuri perhatian publik dengan kontroversi yang disulut oleh film terbaru berjudul "13 Bom di Jakarta". Sejak meramaikan layar bioskop dan merilis trailer akhirnya, film ini telah menjadi topik hangat di berbagai kalangan masyarakat.
Dengan disutradarai oleh Arief Abdulmanan, "13 Bom di Jakarta" mengusung genre thriller aksi yang mengeksplorasi kisah serangan bom di Jakarta. Trailer akhir yang dirilis tidak hanya menjanjikan aksi mendebarkan, tetapi juga memunculkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Film 13 Bom di Jakarta ini tidak hanya dikenal karena tema kontroversialnya, tetapi juga karena pernyataan beberapa kalangan yang menyebutnya 'terlalu nyata'.
Beberapa bahkan khawatir bahwa pengangkatan tema serangan bom dapat menimbulkan ketidaknyamanan, terutama mengingat sejarah teror di Indonesia.
Baca Juga: Poco F6 Muncul Sebagai Fenomena Baru: Spesifikasi Canggih dan Harga Terjangkau Bikin Heboh!
Faisal Rahman, produser film, membela karyanya dengan mengatakan bahwa tujuan pembuatan film ini adalah untuk memberikan sudut pandang baru tentang peristiwa nyata.
"Kami berusaha mengangkat isu-isu sulit, agar penonton dapat lebih memahami kompleksitas situasi di dunia nyata," ungkap Faisal.
Kontroversi tidak hanya terbatas pada tema film, tetapi juga pada keputusan perilisan di tengah ketegangan sosial.
Meskipun beberapa pihak mendesak penundaan perilisan, pihak produksi tetap bersikeras melanjutkan sesuai jadwal.
Reaksi dari berbagai tokoh masyarakat dan aktivis hak asasi manusia pun turut meramaikan diskusi.
Mereka menilai bahwa film dengan tema serangan bom harus disajikan dengan penuh tanggung jawab, mengingat dampak psikologis yang mungkin ditimbulkan pada penonton.
Dinas Film Indonesia turut memberikan pernyataan resmi terkait kontroversi ini, menekankan pentingnya menjaga kebebasan berekspresi dalam seni film sambil mengimbau pertimbangan terhadap dampak sosial dari karya seni tersebut.